Rabu, 01 Juni 2011

“Wong Djowo” Kaos Khas Kota Kudus

Buat anda semua warga Kudus dan sekitarnya atau anda yang suka jalan-jalan ke kota Kudus, pasti mengenal Kudus melalui Jenangnya dan Soto Kudus yang memang sudah benar-benar melekat dan bahkan telah menjadi icon kota Kretek ini. Kudus memang kota kecil, bahkan kota terkecil di provinsi Jawa Tengah. Namun itu hanya daerahnya saja yang kecil, tetapi diluar itu Kudus kaya akan kebudayaan Jawa yang sampai sekarang masih melekat pada masyarakat. Hal ini karena dipengaruhi oleh penyebaran agama Islam oleh Sunan Muria dan Sunan Kudus yang makamnya selalu ramai dikunjungi para peziarah dari seluruh Indonesia. Selain kaya akan kebudayaan, Kudus juga kaya akan sumber daya. Baik sumber daya alam (wisata alam gunung Muria) dan sumber daya ekonomi yang dapat menunjang sumber daya manusianya. Sebutan Kota Kretek tidak melekat begitu saja, namun diawali proses yang panjang yaitu kota Kudus tercatat sebagai penghasil rokok (pada saat itu adalah rokok kretek) terbesar sejak zaman penjajahan Belanda. Kehebatan sistem produksi dan sistem promosi pada tahun 1930-an dapat anda saksikan di Museum Kretek. Sampai saat ini pendapatan daerah kota Kudus terbesar adalah berasal dari cukai rokok. Karena memang banyak sekali perusahaan rokok berskala nasional yang beroperasi di Kudus seperti PT. Djarum, PR. Sukun, PT. Nojorono, PT. Nikki, dan belum lagi beratur-ratus industri rokok rumahan. Tidak ketinggalan pula beberapa pelayanan jasa transportasi seperti PO. Nusantara dan PO. Harum yang memang asli Kudus dan beberapa pelayanan jasa transportasi lainnya yang mempunyai kantor cabang di Kudus Po. Haryanto, Po. Pahala Kencana.

Seiring berkembangnya zaman dan melihat prospect yang cerah banyak usaha-usaha yang berdiri di Kota Kudus. Mungkin para investor melihat bahwa Kudus adalah suatu kota yang masyarakatnya konsumtif. Kudus menjadi kota kecil surganya berbelanja karena terdapat Matahari, Ramayana, Ada Swalayan, HyperMart, dan ada juga pasar tradisional terbesar yang menyediakan konveksi, tekstil bordir yaitu pasar Kliwon. Bahkan kerajinan kain Bordir menjadi kerajinan unggulan beberapa desa di beberapa kecamatan. Pesatnya perputaran perekonomian di Kota Kudus tidak terlepas dari dukungan instansi pendidikan di kota Kretek. Berbagai program kelas unggulan dan sekolah unggulan telah di bentuk demi mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Serta perguruan tinggi Universitas Muria Kudus, STAIN Kudus, STIE Cendekia Utama, Stikes Muhammadiyah, Akbid Pemda ikut pula meramaikan dan mendidik masyarakat kota Kudus dan sekitarnya.

Selain beberapa usaha yang telah berskala nasional, Kudus juga banyak sekali muncul usaha yang dapat dikatakan usaha yang kreatif. Banyak bermunculan Distro dan factory outlet yang menyediakan kebutuhan para remaja Kudus yang doyan bergaya dan melek fashion. Beberapa perbedaan yang menjadi keunggulan Distro jika dibandingkan dengan mall adalah desain nya yang benar-benar orisinil buatan kreasi sendiri sehingga desainnya tidak pasaran. Salah satu tempat berbelanja kaos di Kudus yang ingin saya perkenalkan disini adalah “Wong Djowo”. Wong Djowo ini mendapatkan kesan lain di hati saya karena ini adalah satu-satunya penjual cidera mata khas Kudus dalam bidang industri pakaian. Sebelumnya belum ada tempat khusus yang menyediakan berbagai macam kaos dengan berbagai macam tulisan, kata-kata dan gambar Menara Kudus bahkan semangkuk soto Kudus. Hmmmmmm…….. mendengar kata Menara Kudus menjadikan kita ingat akan kota Kudus. Yup…..itulah kenapa tempat ini disebut sebagai tempat cinderamata khas Kudus. Semua desain kaos-kaos nya selalu bertuliskan KUDUS!!!!!! Ketika kita memakainya benar-benar menciptakan suasana yang kangen banget dengan kota Kudus apalagi buat mahasiswa yang kuliah di luar kota. Ini juga bisa jadi alternatif cinderamata, kalo teman-teman kita datang main ke Kudus gak selamanya oleh-olehnya adalah makanan jenang Kudus atau soto Kudus. Itukan kulinernya, dan sekarang ada tawaran baru yaitu kaos.
Untuk semuanya yang tertarik dan penasaran dengan “Wong Djowo”, anda semua dapat mengunjungi www.wongdjowotoelen.blogspot.com. Disana anda akan dapat membaca secara detail tentang profil “Wong Djowo”. Serta ada beberapa contoh kaos yang dijual, liat aja semuanya buat ngiler…. Ini sedikit kutipan profil yang ada :
Didirikan pada awal 2009 oleh seorang entrepeneur muda ternama, Erlis Junaedi yang telah cukup berpengalaman menggeluti dunia bisnis, khususnya di bidang produk lokal daerah, dengan visi mempromosikan produk lokal Jawa khususnya Kudus, agar dapat berkembang pesat seperti produk lokal Kudus lainnya, seperti Jenang Kudus, Soto Kudus, dll. Menampilkan pernak-pernik dengan konsep minimalis khas Jawa yang berpusat di Jalan Sunan Muria 33 Kudus, Jawa Tengah, tepatnya di samping toko Pusat Jenang Kudus 33. Menghadirkan beberapa pernak-pernik khas Jawa, diantaranya kaos "wong djowo" dan aksesoris khas Jawa lainnya.

Tuh……mantepkan deket sama simpang 7. Lengkapnya silahkan kunjungi www.wongdjowotoelen.blogspot.com, harga yang ditawarkan sesuailah sama kantong………..tu disebutin harga kaos dewasa berkisar Rp 39.000, Rp 55.000 (bahan halus), kaos anak-anak Rp 35.000. Tersedia dalam berbagai warna dan ukuran (S,M,L,XL,XXL). Ongkos kirim tergantung pemesanan. Pesennya bisa online pula, kurang apa coba. Saya saranin ni ya, orang Kudus musti make ni kaos. Apa lagi mahasiswa yang udah pada di luar kota Kudus. Bangga banget ni kita bisa pake sesuatu yang bener-bener cerminan Kudus.

Terlebih dari itu, terdapat sisi edukasinya bagi kita para remaja. Mari kita mencoba untuk peka terhadap lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan sikap seperti itu kita dapat memulai suatu bisnis yang dapat kita geluti dan kita kembangkan. Kita dapat menjadikan Erlis Junaedi sebagai contoh untuk mengembangkan diri.

1 komentar: