Rabu, 24 Agustus 2011

Hilang Arah

Pada sebuah perjalanan rutin mingguan saya tak sengaja melihat baliho iklan sebuah merk rokok yang bertuliskan “Hilang arah, go a head”. Sepintas kata-kata tersebut terasa menggelitik dan memaksa kita untuk tersenyum kecil. Yup….itulah bahasa periklanan. Tak semuanya harus tercetak gamblang maknanya. Iklan adalah permainan kata. Menarik konsumen tentu adalah tujuan utamanya. Terutama bagi merk rokok tersebut yang memang ditujukan untuk selera anak muda.

Dunia periklanan bagi saya sangat menarik. Iklan direncanakan dengan matang bahkan dilakukan survey dalam pembuatannya. Iklan harus sesuai dengan karakter produk. Namun saya disini sedang tidak membahas proses penciptaan sebuah iklan. Saya tertarik untuk melihat kata-kata dari iklan rokok tersebut. Life is not a fairy tale man. Bahkan dalam kehidupan nyata seorang pahlawan dapat tewas. Itulah kenyataannya. Terkadang kita merasa semua orang yang kita cintai ada di samping kita, namun dilain waktu dengan tiba-tiba mereka dapat saja hilang tanpa kabar. Terkadang kita sedang berada dititik puncak kehidupan, namun dalam waktu yang singkat pula kita dapat merasakan kita berada di titik terbawah dari kemampuan kita. Kemarin kita tertawa, namun sekarang kita bersedih. Hidup seakan kejam dan mempermainkan kita. Saya yakin semua orang pasti pernah merasakan itu. Serasa kita adalah orang bodoh sedunia dan terasa rapuh tak punya gairah hidup.

Ada pepatah bijak mengatakan keraslah terhadap diri maka kehidupan akan lembut terhadap diri kita, namun jika kita lembek pada diri maka kehidupan akan keras kepada kita. Seakan terdengar seperti pilihan. Buat saya kehidupan memang sebuah pilihan, menyesal telah hidup atau bahkan menyesal untuk mati. Tuhan memiliki pemikiran yang berbeda dengan makhluknya. Apa yang terbaik menurut kita, belum tentu terbaik menurut Nya. Terkadang kita tak pernah mengerti kenapa semua selalu gagal. Ya…….jawabannya sangat sederhana, karena Tuhan tak menginginkan hal itu terjadi pada kita. Memang kita pelan-pelan dapat menerima kenyataan, walaupun susah dan walaupun pada awalnya kita harus belajar untuk menerima kenyataan. Belajar menerima kenyataan itu sangat sangat sangat sulit dan menyakitkan. Kesedihan seakan menjadi jalan terbaik untuk menerima kegagalan. Larut dalam kesedihan terasa lebih enak dari pada harus bangkit melawan keterpurukan.

Hanya sekedar bicara memang gampang dibandingkan dengan praktek. Saya yakin, seterpuruk apapun seseorang pasti dalam hatinya dia ingin sekali untuk bangkit melupakan rasa sakitnya. Jika penderitaan itu masih fresh ya silahkan nikmati saja dulu. Itu hak anda, hati manusia tak terbuat dari batu. Tapi ketika anda telah mendapatkan kerinduan untuk bangkit maka cobalah. I know…..it’s really hard. Tapi hal itu lebih baik dari pada anda sama sekali tak pernah menemukan kerinduan untuk bangkit. Setidaknya anda tahu hidup itu up and down. Hidup dalam keterpurukan akan membuat kita “mati” selama-lamanya. Belajarlah menerima kenyataan. Semua yang kita inginkan tak akan selamanya dapat kita miliki. Ada saatnya kita harus menyimpan semua itu dalam memory kita sebagai mimpi, kecuali Tuhan berbaik hati dan dengan segera memberikan apa keinginan anda.

“Hilang arah, go a head” itulah yang sedang ku coba !!!! Seterpuruk apapun kita, jangan lupa ucapkan syukur kepada Tuhan.