Selasa, 29 Mei 2012

Petuah Sang Ahli


            Ayat Al-quran menulis: jika suatu pekerjaan dilakukan oleh seorang yang bukan ahli dalam bidang tersebut maka tunggu saja yang akan terjadi adalah kehancuran. Gak percaya? Coba bayangin kamu adalah seorang lelaki SMA gagah perkasa yang sehari lalu telah menaklukkan Ujian Nasional, tiba-tiba diminta oleh Presiden untuk ngerancang gedung bertingkat 60. Jiah…………. Berani jamin kagak apa yang bakal terbangun nantinya? Bayangin aja, kamu belum pernah denger apa itu usia minimal beton, trus apa itu konstruksi ceker (CAKAR ding) ayam, sudut datangnya cahaya, haishhhhhhh ribet. Lha tau-tau disuruh “Pak Boss” buat ngerancang gedung. Boro-boro model konstruksi, paling banter juga taunya cuman mi ayam Ceker Bang Haris Jl. Patemon-Gunungpati deket kampus UNNES (he lha qo iklan?)

            Aku sikagak bakalan mau naek ke gedung yang arsiteknya gak jelas, membahayakan keselamatan nasional. Singkatnya tu gedung bakalan ambruk dah. Kehancuran yang dimaksud bukan semata-mata fisik, tadi itu secara kebetulan aja contohnya bangunan jadinya ya ambruk. Kalo suatu pemimpin bangsa yang ternyata sangat amat tidak kompeten ya bangsanya juga ambruk (tapi ambruk artinya beda. Ambruk=runtuh, terpecah belah). 

            Bukan berarti kita harus menolak semua pekerjaan yang kita tidak kuasai, bukan itu inti dari obrolan kita. Inti yang paling amat sangat mendasar adalah kita wajib untuk belajar sampai detail dan tuntas agar suatu pekerjaan atau tugas dapat kita tangani dengan profesional dan berhasil tepat sasaran. Makna yang sangat dalam bukan? Sampai disini anda akan menemukan kewajiban belajar pada setiap insan. Dengan mempelajari sesuatu anda akan menjadi individu yang berwawasan luas dan siap dengan segala tantangan dan tawaran yang akan datang. Sadari apa yang menjadi kekurangan anda dan mulai dari sekarang tutupi “lubang” itu dengan belajar. Long life education.

            Masih ada kaitannya dengan mulai belajar dan menjadi pribadi yang profesional. Beberapa teman ada yang bertanya sebenarnya kalau aku punya blog, musti tak isi apa??? Ato kalo gak gitu ya gini: aku belum nemu ni sesuatu yang bisa tak buat tulisan di blog!!!. Beberapa waktu yang lalu aku sempet searching di google dan nemu “petuah” dari bang dika (itu tu bloger yang kemudian jadi penulis super laris, trus jadi comic juga, trus mc gokil, tapi sayang badannya kurang tinggi). 

            Dia ngomong panjag lebar kayak gini:
_______________________________
Tiga Elemen Penulisan Kreatif dalam Blog
by Raditya Dika
      Dalam menulis sebuah entry blog yang asyik, kita dapat menggunakan elemen-elemen penulisan kreatif yang kebanyakan dipelajari untuk membuat sebuah karangan fiksi. Di bawah ini saya mencoba untuk memberikan tiga elemen penulisan kreatif yang bisa diaplikasikan dalam membuat sebuah entry blog yang menarik.
1.     First Sentences yang Menarik
   Let’s face it. Di dalam ranah dunia internet, kita semua somewhat terkena ADD (attention disorder deficit). Pembaca punya attention span yang rendah. Jika mereka tidak suka dengan blog kita mereka bisa dengan mudah langsung pindah ke website lain dengan satu kali klik.
   Nah, inilah mengapa kita perlu first sentence yang punya dahsyat di dalam entry kita. Di dalam dunia perbukuan dan menulis, semua buku yang baik punya first sentences yang engaging untuk membawa pembaca larut ke kalimat-kalimat selanjutnya sampai buku tersebut habis. Di dalam dunia blog, entry Anda juga harus punya first sentences yang cihui agar orang tercantol dalam waktu singkat.
   Apa yang terjadi jika Anda tersasar ke sebuah blog dan kalimat pertama yang Anda baca seperti ini: “Gue pagi ini bangun terus gue mandi. Ke sekolah lagi. Males deh.” Kemungkinan besar, Anda berpikir “Yeah, diary anak sekolahan lagi. Biasa banget. Males ah.” Lantas Anda menutup browser tersebut.
   Bandingkan jika Anda tersasar ke sebuah blog dan rangkaian kalimat yang pertama Anda baca seperti ini: “Untuk pertama kalinya saya akan bercerita tentang sejarah “Seratus” dalam hidup saya. Bukan karena cerita itu teramat penting dan besar, tapi justru karena keremehannya yang luar biasa.”
   Saya, begitu membaca first sentences barusan akan berpikir, “Apa sih ‘seratus’ ini? Seberapa remeh dia?” Selanjutnya, saya membaca tulisan tersebut sampai habis. Tulisan yang kedua, saya kutip dari blog Dewi Lestari.
   Kecermatan dan kepiawaian kita untuk membuat first sentences yang menarik akan membuat pembaca tergelitik untuk membaca kalimat-kalimat berikutnya. Setelah itu, Anda hanya perlu konsisten untuk membuat kalimat-kalimat berikutnya bisa sebaik kalimat yang pertama Anda buat.
   Ingat, tulisan Anda harus punya hook. Anda harus punya sesuatu yang merangsang rasa penasaran sekaligus keinginan pembaca yang tiba-tiba tersasar. Tanyakan ini pada diri Anda sendiri: “Jika gue nyasar ke blog gue sendiri dan ngebaca kalimat pertama ini, gue bakal mau baca sampe abis gak ya?”
2.     Buatlah Tulisan yang Ekonomis
   Robert McKee, seorang lecturer dalam bidang penulisan, pernah berkata “90% of first drafts is shit”. Ini berarti, kebanyakan, tulisan yang pertama Anda buat pertama kali adalah jelek. Tulisan dalam sebuah first draft adalah tulisan yang tidak terstruktur, patah-patah, dan lepas dari otak Anda begitu saja. Kemungkinan besar, tulisan di draft pertama Anda juga adalah tulisan yang verbosal, yaitu tulisan yang terlalu boros kata-kata dan tidak ekonomis.
   Nah, sebelum Anda mengklik tombol “post” itu, coba cek kembali apa yang telah Anda tulis. Apakah penggunaan kalimatnya sudah logis? Cek kembali logika kalimat yang salah. Cek kembali ejaan, atau terminologi yang benar. Bunuh semua kata yang tidak perlu. Tulisan yang baik adalah tulisan yang tight: kencang dan sempit. Perhatikan pacing tiap kalimat. Kata demi kata. Apakah tulisan Anda punya tempo yang enak untuk diikuti? Tulisan yang baik adalah tulisan yang seperti musik, ada tempo teratur, ada jeda untuk menarik napas, ada nada yang mengalir.
   Baca kembali first draft Anda sebagai seorang pembaca, cek dulu apakah diksi yang Anda gunakan tidak redundan. Misalnya, Anda menemukan kalimat: “gue pergi ke rumah gue pas adek gue pulang dari kampus malem-malem”, ini jelas redundan. Coret semua kata “gue” hingga kalimatnya lebih efektif dan ekonomis, menjadi: “Gue pergi ke rumah, pas adek pulang dari kampus.”
   Seperti yang kebanyakan orang bilang, first draft ditulis hanya untuk “mengeluarkan apa yang ada di kepala”. Draft kedua ditulis untuk “memperbaiki apa yang sudah ditulis.” Dan draft ketiga untuk “membuat tulisannya bersinar”. Jangan terburu-buru dalam menulis sebuah tulisan, buatlah menjadi semenarik mungkin.
3.     Menemukan dan Menggunakan Voice Anda Sendiri
   Pernahkah Anda mengangkat telepon, dan hanya dari mendengar suara orang tersebut Anda mengenali siapa yang sedang berbicara dengan Anda? Setiap manusia diciptakan dengan warna suara yang berbeda-beda. Apa yang cempreng, ada yang berat/husky, ada yang kayak orang kejepit. Apa pun itu, warna suara dapat membedakan antara satu orang dengan orang yang lain.
   Seperti halnya dengan dunia penulisan, setiap penulis yang baik pasti punya “voice”-nya sendiri. Anda tahu bagaimana gaya khas Hilman Hariwijaya dalam menulis. Anda tahu, bagaimana tulisan Gunawan Muhammad ketika Anda membacanya. Atau bahkan, Anda bisa menebak diksi (kosakata) apa yang biasanya ada dalam esai-esai politik Eep Saefuloh Fatah. Gaya menulis Djenar Maesa Ayu, gaya Ayu Utami, mereka punya gaya yang khas. Semua penulis tadi punya voice yang begitu khas sehingga orang tahu, begitu membaca tulisan mereka, itu adalah tulisan mereka.
   Cara paling gampang untuk tahu apakah Anda sudah punya voice atau belum: jika ibu Anda membaca tulisan Anda, tanpa diberitahu bahwa itu adalah milik Anda, dan dia bisa bilang, “Wah, ini tulisan anak saya.” Berarti selamat, Anda sudah punya voice.
   Voice yang khas membantu kita untuk mendeferensiasikan diri dari penulis yang lain. Dalam menulis blog, voice yang khas juga akan membuat kita terlihat berbeda dari penulis blog-blog yang lain. Punya voice akan memisahkan kita dari “blogger lainnya” menjadi “blogger yang itu tuh, yang tulisan begini nih…”. Ndoro Kakung, misalnya masuk ke dalam contoh blogger yang punya voice yang sangat khas.
   Lantas, bagaimana cara menemukan voice kita sendiri? Jawabannya sederhana: banyak membaca dan berlatih. Dengan membaca banyak buku yang ditulis penulis lain, sambil menganalisa-nya, kita akan dengan sendirinya mengadaptasi gaya-gaya mereka untuk memperkuat personality dan voice kita sendiri. Mengadaptasi, tentu saja, bukan berarti mencuri.
   Layaknya Nidji yang mengagumi britpop, terutama Coldplay, sampai akhirnya bisa menemukan kekhasan aliran lagu miliknya sendiri, mereka berhasil membuat voice yang khas pada karya-karyanya. Atau layaknya Tohpati yang pada awalnya mendengarkan pilihan-pilihan nada yang dimainkan gitaris John Scofield, pada akhirnya Tohpati memelajari dan mengadaptasi permainan gitar orang lain hingga akhirnya dia menemukan sebuah gaya yang uniquely his.
   Pelajari bagaimana kekuatan Haruki Murakami dalam mengkonstruksi sebuah dialog, pelajari narasi Chuck Palahniuk yang minimalistik dan maskulin, pelajari bagaimana Hilman Hariwijaya menggiring orang untuk tertawa. Satukan apa yang telah Anda pelajari, tanamkan dalam-dalam dalam diri Anda, dan keluarkan personality Anda sendiri. Keluarkan voice Anda.
   Dengan banyak membaca Anda akan mendapatkan banyak referensi. Di samping itu, dengan banyak berlatih Anda akan tahu cara penyampaian seperti apa yang paling asik untuk Anda. Anda akan memilih diksi yang paling mewakili gaya tulisan Anda. Menulis dan berlatih, dan jadilah berbeda dari orang-orang yang lain.
Tentu saja, tiga elemen di atas hanya sebagian kecil contoh bagaimana kita menggunakan elemen penulisan kreatif untuk membuat postingan blog kita menjadi lebih baik. Masih banyak elemen-elemen lain: komposisi narasi vs dialog, deskripsi yang efektif, setting dan konteks, dan lain-lain.
Hope that helps!
________________________
            Banyak belajar untuk menyempurnakan kemampuan, itulah poinnya. Tak masalah anda adalah anak SMA baru kemaren sore tapi udah disuruh buat gedung 60 lante, karna anda telah banyak belajar ilmu arsitektur dan anda adalah orang yang kompeten dalam bidang itu. 

            Membaca itu selalu penting untuk memperluas wawasan. Aplikasi dari banyak membaca bukan hanya untuk belajar bagaimana mengisi blog dengan isian/tema yang menarik, tetapi lebih jauh lagi. Anda pernah membaca Koran? Di dalamnya terdapat suatu rubrik tentang artikel kiriman pembaca. Koran selalu menerima puluhan artikel yang dikirim dari pembaca dan hanya beberapa (1 atau 4) artikel terbaik yang akan dimuat. Jika anda sudah “kecanduan” membaca, apakah anda tidak ingin ikut mengirim artikel? Persaingan memang ketat, hanya artikel dengan tata bahasa dan kedalaman materi sangat baik yang akan dimuat. Apakah anda merasa tidak sanggup? Anda belum mencoba!!

Special thanks to: