Senin, 10 Juni 2013

Mengembangkan Ikon Wisata Lokal


            Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang pendapatan asli daerah (PAD). Ketika kita membicarakan tentang pariwisata, terkadang kita masih berpatokan pada paradigma lama yaitu pariwisata merupakan sebuah anugerah alami berupa alam dan hasil peninggalan bersejarah. Alhasil bagi daerah yang memang tidak mempunyai dua hal tersebut menjadikan mereka tidak mempunyai sesuatu yang dapat “dijual”.
            Pariwisata hendaknya dapat dilihat dengan kaca mata yang lebih luas lagi. Saat ini banyak bermunculan konsep-konsep wisata yang tidak hanya bergantung pada alam dan bangunan bersejarah, contohnya wisata kuliner. Jenis wisata ini berkembang seiring dengan antusias wisatawan untuk mencicipi aneka makanan khas yang ada di daerah tersebut.
            Jawa tengah adalah provinsi yang berbatasan langsung dengan DI. Yogyakarta. Jika kita bandingkan dua daerah tersebut dalam hal area wisatanya, maka Yogyakarta masih mengungguli Jawa tengah. Terlepas dari banyaknya bangunan yang bernilai sejarah di Yogyakarta, saya menilai semangat mengembangkan area wisata di Yogyakarta sudah menjadi nafas utama pemerintah daerah dan masyarakatnya. Mereka menyadari bahwa Yogyakarta mempunyai banyak hal yang bernilai “jual” tinggi bagi para wisatawan. Selain itu industri kreatif juga bermunculan yang semakin melengkapi keceriaan para wisatawan saat berkunjung.
            Inilah yang perlu ditiru dan kita kembangkan di daerah kita. Perjalanan menuju dikenalnya ikon pariwisata memang merupakan perjalanan yang panjang dan tidak mudah. Memerlukan kreatifitas dan sensifitas yang tinggi dalam melihat peluang. Pariwisata sejatinya bukan hanya bagaimana menyajikan sesuatu yang bernilai bagi para wisatawan. Namun juga segala aspek pendukungnya juga perlu untuk diperhatikan.
            Kota Kudus lekat dengan sebutan kota wisata religi. Prosentase terbesar wisatawan yang mendatangi kota Kudus adalah para peziarah yang berziarah ke makam Sunan Muria dan Sunan Kudus. Keasrian lereng gunung Muria juga menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan. Di sana saat ini banyak dikembangkan tempat wisata kuliner dan water boom sebagai arena bermain. Jika Yogyakarta mempunyai candi dan Gudeg Wijilan, Kudus mempunyai Menara Kudus dan Lentog Tanjung.

Optimalisasi Pengelolaan
            Saya rasa dengan apa yang dimiliki Kudus saat ini, cukup untuk menjadikan Kudus salah sebagai satu destinasi wisata bagi para wisatawan. Hal selanjutnya yang perlu mendapatkan perhatian adalah terkait dengan kelangsungan area wisata tersebut. Pengelolaan yang baik harus diterapkan. Artinya karena wisata ini termasuk dalam bidang jasa, maka aspek kenyamanan dan kepuasan pengunjung harus selalu diperhatikan.
            Saya cukup miris melihat para peziarah yang berjalan kaki menuju ke makam Sunan Kudus, mungkin karena keterbatasan informasi mereka tidak mengetahui bahwa pihak pengelola telah menyediakan jalur khusus pejalan kaki yang lebih nyaman. Dari parkiran khusus Bus peziarah, mereka yang tidak menggunakan jasa becak dan ojek wisata berjalan kaki melewati jalan raya yang ramai kendaraan bermotor. Jalan raya ini tentunya tidak dilengkapi dengan trotoar untuk pejalan kaki. Dari hal ini setidaknya pengelola dapat menempatkan petugas untuk mengarahkan mereka melalui jalan khusus pejalan kaki yang benar atau dapat memberikan tanda pada jalan tersebut.
            Kemudian pada area wisata kuliner Lentog Tanjung apabila kembali ditata dan dirapikan maka akan lebih menarik lagi. Mungkin dapat ditambah dengan penghijauan yang lebih banyak, toilet, parkir mobil yang memadahi, bangunan yang diremajakan dan didesain secara artistik. Ini baru sebatas ide, tetapi mungkin suatu saat dapat direalisasikan: Kudus mempunyai tarian daerah yang disebut dengan tari Keretek. Mungkin tarian ini dapat dipentaskan di area wisata kuliner Lentog Tanjung pada hari Minggu pagi, tentunya dengan adanya panggung mini. Serta dapat diperkenalkan pula Batik Kudus dengan sebuah stand yang dibangun yang menarik minat pengunjung untuk belajar membatik.
            Segala usaha tersebut saya kira bukanlah hal yang berlebihan jika kita menginginkan ikon pariwisata daerah kita dikenal oleh banyak orang. Jika kemudian permasalahannya terletak pada anggaran yang tidak mencukupi, Kudus juga terkenal dengan kota industri. Banyak sekali perusahaan yang dapat digandeng oleh pemerintah daerah untuk bersama-sama mengembangkan ikon wisata kota Kudus.
            Kudus sebagai kota industri juga memungkinkan untuk menarik minat para mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi untuk melakukan study tour ke perusahaan tersebut. Hal ini mengapa kemudian tidak dimanfaatkan dengan membuat semacam paket perjalanan wisata bagi para mahasiswa agar lebih mengenal Kudus. Selain ke perusahaan yang sudah berskala besar, Kudus mempunyai beberapa usaha seperti daerah UMKM produktif kain bordir Kudus di Desa Padurenan, batik Kudus, serta jenang Kudus.
            Pada akhirnya pengelolaan yang optimal menuntut seluruh pihak baik pemerintah daerah maupun para pelaku usaha untuk selalu berpikir kritis dan selalu melakukan inovasi. Sebuah area wisata tidak akan berlangsung lama jika inovasi tidak selalu diupayakan. Adanya perhatian penuh kepada wisatawan akan membuahkan hasil berupa kenyamanan dan kesan yang baik akan melekat sehingga kemungkinan untuk datang kembali dan word of mouth adalah hal yang pasti.
            Pemerintah daerah melalui dinas pariwisata setempat perlu menemukan inovasi dan pengelolaan yang tepat dalam membangun ikon wisata lokal, karena masih banyak area wisata yang lain yang menunggu untuk dikembangkan salah satunya yaitu situs purbakala di desa Terban. Upaya mengembangkan daerah wisata juga akan meningkatkan jumlah para entrepreneurship yang pandai melihat peluang. Jika setiap kepala daerah tanggap akan hal ini maka akan sejalur dengan semangat Gubernur Jateng yang baru dalam mengembangkan ikon wisata lokal sehingga program visit Jateng tahun depan semakin terasa greget-nya seperti apa yang mereka ungkapkan di salah satu program debat calon gubernur dan wakil gubernur beberapa saat yang lalu.