Selasa, 06 Januari 2015

Semangat Baru Jawa Tengah



            Bulan Desember lalu bagi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) 30 kabupaten/kota di Jawa Tengah merupakan bulan yang padat dengan aktivitas. Selain harus menyusun laporan akhir tahun seperti instansi yang lain, instansi ini mempunyai tugas tambahan terkait pemberkasan para peserta yang dinyatakan lolos dalam tes CPNS pertengahan tahun lalu.
            Seperti yang diberitakan di berbagai media, tidak kurang dari 60.000 kursi disediakan pemerintah untuk warga negara Indonesia yang berminat menjadi abdi negara. Setelah mereka berjuang melalui serangkaian tahap seleksi, maka pada pertengahan Desember lalu penantian itu sirna sudah. Namun pengumuman seperti ini sudah dapat ditebak. Karena adanya pembatasan formasi, dari sekian ribu orang yang mengikuti seleksi hanya beberapa saja yang dinyatakan lolos menjadi CPNS.
            Penyelenggaraan tes CPNS selalu menarik untuk kita amati. Kalau ditinjau dari peserta, rupanya antusiasme masyarakat kita masih tinggi untuk mengikuti tes seleksi CPNS. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah pendaftar yang selalu menembus angka ribuan. Hal yang berbeda justru terletak pada mekanisme tes yang dilakukan menggunakan sistem computer assisted test (CAT). Pemanfaatan sistem CAT ini mari kita maknai sebagai upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan tes CPNS yang obyektif, transparan, kompetitif, akuntabel, bebas KKN, tidak diskriminatif, tidak dipungut biaya, efektif serta efisien.
            Dengan nilai-nilai yang telah ditentukan sebagai ambang batas kelulusan, maka sistem CAT memberikan kemudahan bagi setiap peserta untuk memantau secara langsung capaian yang mereka dapatkan. Melihat dari pengumuman hasil tes seleksi CPNS yang dirilis oleh masing-masing BKD di Jawa Tengah, nampak skor peserta sangat tinggi. Hal ini memberikan sebuah bukti tambahan bahwa siapa saja yang lolos dalam seleksi CPNS beberapa waktu lalu adalah pribadi yang pandai.
Aktualisasi Diri
            Jika kita bertanya apa makna bekerja, ada sebagian yang menjawab bekerja adalah untuk mendapatkan uang, ada juga yang menjawab bekerja adalah ibadah. Berbagai macam jawaban tersebut tergantung bagaimana kita menempatkan pekerjaan dalam kehidupan kita. Namun kita sepakat bahwa bekerja merupakan salah satu upaya seseorang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
            Kaitannya dengan hal tersebut, Maslow seorang tokoh Psikologi melalui teori hierarki kebutuhannya yang digambarkan seperti piramida menjabarkan tingkatan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan fisiologis sebagai kebutuhan dasar yang menuntut untuk dipenuhi, kemudian setingkat diatasnya terdapat kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan untuk dihargai dan posisi paling puncak adalah kebutuhan aktualisasi diri.
            Bekerja bisa apa saja, tidak harus menjadi PNS. Namun tidak dipungkiri status PNS dengan segala kenyamanannya memiliki daya tarik tersendiri. Jika memang kita ada kesempatan untuk menyandang status tersebut maka kita syukuri, tetapi jika tidak maka tidak perlu disesali. Alangkah baiknya kita menyadari bahwa setiap pekerjaan apa pun itu perlu kita lakukan dengan sepenuh hati. Entah itu PNS atau sektor yang lainnya, semua merupakan ladang kita untuk mencukupi kebutuhan dasar serta meningkatkan kualitas hidup.
            Memang batasan cukup secara ekonomi masing-masing individu memiliki ukuran yang berbeda. Namun jika dinilai telah mampu memberikan ketercukupan, selanjutnya yang perlu kita renungkan adalah bagaimana kita bisa memandang pekerjaan merupakan jalan untuk mengaktualisasikan diri. Aktualisasi diri merupakan daya yang mendorong pengembangan diri dan potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi ciri seluruh manusia. Aktualisasi diri ini mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal dan menghasilkan ciri unik manusia seperti kreativitas dan inovasi. Apa pun pekerjaannya jika bisa dilakukan dengan penuh keseriusan akan memberikan manfaat luas hingga kepada orang lain.
             Selaras dengan revolusi mental yang diangkat oleh presiden Joko Widodo dan kini  menjadi tema nasional, sebagai warga negara sudah saatnya kita memunculkan jiwa revolusioner dalam diri. Bagi peserta yang lolos tes seleksi CPNS,  jika boleh saya sebut pengumuman beberapa waktu lalu merupakan kado indah akhir tahun dari Tuhan. Ketika yang lain masih menyelipkan harapan mendapatkan pekerjaan dalam doa tahun baru, tidak demikian dengan Anda. Tidak ada lagi yang perlu dirisaukan, maka mengabdilah sebaik mungkin. PP 53 Tahun 2010 akan memandu Anda sebagai abdi negara yang disiplin. Jika pemerintah saja mampu berinovasi menghadirkan sistem baru dalam seleksi para pegawai, selanjutnya giliran Anda untuk membuktikan kualitas kinerja penuh totalitas.
            Kemudian bagi peserta yang tidak lolos, ini bukan akhir dari segalanya. Bahkan saat pemerintah memberlakukan moratorium penerimaan CPNS mulai 1 Januari 2015 (suaramerdeka.com 29/12/14). Mari bersama pantang menyerah untuk mengapai apa yang kita dambakan melalui berbagai jalur yang lain. Kesuksesan pasti ada di depan ketika kita mau berusaha keras dan yakin. Apa pun profesi kita, semua adalah sama. Sama-sama berkewajiban membangun Jawa Tengah. Semoga di tahun yang baru ini kita memiliki semangat baru untuk bekerja secara optimal pada bidang masing-masing demi mewujudkan Jawa Tengah hebat.