Bulan Desember lalu bagi Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) 30 kabupaten/kota di Jawa Tengah merupakan bulan yang
padat dengan aktivitas. Selain harus menyusun laporan akhir tahun seperti
instansi yang lain, instansi ini mempunyai tugas tambahan terkait pemberkasan
para peserta yang dinyatakan lolos dalam tes CPNS pertengahan tahun lalu.
Seperti yang diberitakan di berbagai
media, tidak kurang dari 60.000 kursi disediakan pemerintah untuk warga negara
Indonesia yang berminat menjadi abdi negara. Setelah mereka berjuang melalui serangkaian
tahap seleksi, maka pada pertengahan Desember lalu penantian itu sirna sudah. Namun
pengumuman seperti ini sudah dapat ditebak. Karena adanya pembatasan formasi, dari
sekian ribu orang yang mengikuti seleksi hanya beberapa saja yang dinyatakan
lolos menjadi CPNS.
Penyelenggaraan tes CPNS selalu
menarik untuk kita amati. Kalau ditinjau dari peserta, rupanya antusiasme
masyarakat kita masih tinggi untuk mengikuti tes seleksi CPNS. Hal ini dapat
dibuktikan dengan jumlah pendaftar yang selalu menembus angka ribuan. Hal yang
berbeda justru terletak pada mekanisme tes yang dilakukan menggunakan sistem computer assisted test (CAT). Pemanfaatan
sistem CAT ini mari kita maknai sebagai upaya pemerintah untuk memberikan
pelayanan tes CPNS yang obyektif, transparan, kompetitif, akuntabel, bebas KKN,
tidak diskriminatif, tidak dipungut biaya, efektif serta efisien.
Dengan nilai-nilai yang telah
ditentukan sebagai ambang batas kelulusan, maka sistem CAT memberikan kemudahan
bagi setiap peserta untuk memantau secara langsung capaian yang mereka
dapatkan. Melihat dari pengumuman hasil tes seleksi CPNS yang dirilis oleh
masing-masing BKD di Jawa Tengah, nampak skor peserta sangat tinggi. Hal ini
memberikan sebuah bukti tambahan bahwa siapa saja yang lolos dalam seleksi CPNS
beberapa waktu lalu adalah pribadi yang pandai.
Aktualisasi
Diri
Jika kita bertanya apa makna
bekerja, ada sebagian yang menjawab bekerja adalah untuk mendapatkan uang, ada
juga yang menjawab bekerja adalah ibadah. Berbagai macam jawaban tersebut
tergantung bagaimana kita menempatkan pekerjaan dalam kehidupan kita. Namun
kita sepakat bahwa bekerja merupakan salah satu upaya seseorang untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya.
Kaitannya dengan hal tersebut,
Maslow seorang tokoh Psikologi melalui teori hierarki kebutuhannya yang digambarkan
seperti piramida menjabarkan tingkatan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan
fisiologis sebagai kebutuhan dasar yang menuntut untuk dipenuhi, kemudian
setingkat diatasnya terdapat kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih
sayang, kebutuhan untuk dihargai dan posisi paling puncak adalah kebutuhan
aktualisasi diri.
Bekerja bisa apa saja, tidak harus
menjadi PNS. Namun tidak dipungkiri status PNS dengan segala kenyamanannya
memiliki daya tarik tersendiri. Jika memang kita ada kesempatan untuk
menyandang status tersebut maka kita syukuri, tetapi jika tidak maka tidak
perlu disesali. Alangkah baiknya kita menyadari bahwa setiap pekerjaan apa pun
itu perlu kita lakukan dengan sepenuh hati. Entah itu PNS atau sektor yang
lainnya, semua merupakan ladang kita untuk mencukupi kebutuhan dasar serta
meningkatkan kualitas hidup.
Memang batasan cukup secara ekonomi masing-masing
individu memiliki ukuran yang berbeda. Namun jika dinilai telah mampu
memberikan ketercukupan, selanjutnya yang perlu kita renungkan adalah bagaimana
kita bisa memandang pekerjaan merupakan jalan untuk mengaktualisasikan diri. Aktualisasi
diri merupakan daya yang mendorong pengembangan diri dan potensi individu,
sifatnya bawaan dan sudah menjadi ciri seluruh manusia. Aktualisasi diri ini
mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal dan menghasilkan ciri
unik manusia seperti kreativitas dan inovasi. Apa pun pekerjaannya jika bisa
dilakukan dengan penuh keseriusan akan memberikan manfaat luas hingga kepada
orang lain.
Selaras dengan revolusi mental yang diangkat
oleh presiden Joko Widodo dan kini
menjadi tema nasional, sebagai warga negara sudah saatnya kita memunculkan
jiwa revolusioner dalam diri. Bagi peserta yang lolos tes seleksi CPNS, jika boleh saya sebut pengumuman beberapa
waktu lalu merupakan kado indah akhir tahun dari Tuhan. Ketika yang lain masih menyelipkan
harapan mendapatkan pekerjaan dalam doa tahun baru, tidak demikian dengan Anda.
Tidak ada lagi yang perlu dirisaukan, maka mengabdilah sebaik mungkin. PP 53 Tahun
2010 akan memandu Anda sebagai abdi negara yang disiplin. Jika pemerintah saja mampu
berinovasi menghadirkan sistem baru dalam seleksi para pegawai, selanjutnya
giliran Anda untuk membuktikan kualitas kinerja penuh totalitas.
Kemudian bagi peserta yang tidak
lolos, ini bukan akhir dari segalanya. Bahkan saat pemerintah memberlakukan
moratorium penerimaan CPNS mulai 1 Januari 2015 (suaramerdeka.com 29/12/14). Mari
bersama pantang menyerah untuk mengapai apa yang kita dambakan melalui berbagai
jalur yang lain. Kesuksesan pasti ada di depan ketika kita mau berusaha keras
dan yakin. Apa pun profesi kita, semua adalah sama. Sama-sama berkewajiban
membangun Jawa Tengah. Semoga di tahun yang baru ini kita memiliki semangat
baru untuk bekerja secara optimal pada bidang masing-masing demi mewujudkan
Jawa Tengah hebat.