Minggu, 05 Desember 2010

Emo


Emo, apakah itu. Setiap anak muda pasti tahu, tapi apakah Emo itu dan bagaimana sejarah ataupun perkembangannya? Mungkin yang paling mudah untuk kita ketahui adalah dari fashion saja, namun sejauh mana pengetahuan kita tentang Emo. Marilah kita mencoba untuk selalu mengurutkan sesuatu agar kita lebih tahu dari dalam, bukan hanya sekedar tahu dari luarnya saja.

Emo sendiri ditinjau dari sejarahnya dapat dikatakan sebagai sebuah evolusi. Evolusi dimana terjadinya pergeseran dari apa yang telah ada terlebih dahulu sehingga memunculkan sub-kultur baru. Emo merupakan salah satu gaya hidup, fashion dan budaya yang baru di masyarakat dunia dan di Indonesia sendiri. Emo berasal dari kata Emotion (bahasa Inggris) yang berarti emosi atau perasaan seseorang yang ingin di ekspresikan. Selain sebagai gaya hidup, Emo juga aliran musik Emotion Hardcore adalah sejenis aliran musik yang memiliki tipe raungan gitar elektrik clean dan hentakkan drum yang dimainkan keras. Sering dapat kita lihat tipe musik Emo liriknya sangat dalam dan menceritakan unsur-unsur emosi perasaan cinta, kasih sayang, rasa marah, kesal, dan segala sesuatu yang berhubungan erat dengan asmara dan perasaan seseorang.

Emo dalam sejarahnya muncul dari evolusi Skinhead dan Punk. Emo muncul pertama kali sekitar pertengahan tahun 1980 di Washington, dan pertama kali diperkenalkan oleh band beraliran punk-melodic, DC Scene. Sekitar tahun 1990, emo semakin berkembang. Dibuktikan dengan banyak bermunculan band-band baru seperti Rites of Spring, Embrace, One Last Wish, Beefeater, Gray Matter, Fire Party, Slightly later, dan Moss Icon. Pada tahun inilah emo mencapai puncak-puncaknya. Sering dengan waktu banyak pula terjadi pencabangan dalam aliran emo sendiri.

Namun jika dilihat skinhead-punk yang masih tetap memegang idiologi “asli”, skinhead berpendapat bahwa emo adalah bentuk kehancuran Skinhead-Punk. Dikatakan kehancuran karena idiologi anti kemapanan yang selalu diikrarkan oleh kaum Skinhead, sudah tidak bermakna lagi, kalah dan ditelan oleh bentuk kapitalisme dan mapan. Pada awalnya memang Emo adalah merupakan bagian dari kaum Skindhead-Punk. Namun seiring berjalannya waktu ada hal yang dianggap bahwa Emo bukan lagi menjadi bagian dari kaum Skindhead-Punk. Waktu membuktikan bahwa sedikit demi sedikit Emo bertolak belakang dengan Punk. Atribut yang dipakai sudah mempunyai makna yang berbeda. Atribut yang dipakai Punk merupakan simbol dari anti kemapanan dan penolakan terhadap kaum kapitalis (sesuai dengan sejarah munculnya Punk yang berasal dari penolakan pada masa itu). Sedangkan untuk Emo atribut yang dikenakan lebih sering terarah kefashion, yang artinya adalah pemakaian merek ternama (kaos, sepatu converse). Mereka sama-sama mempunyai aliran musik yang berbeda. Musik Punk biasanya menceritakan suatu kritikan mereka terhadap keadaan yang sedang terjadi. Emo mempunyai musik yang menceritakan suatu perasaan terdalam.

Skinhead memang terlahir dari pemikiran dengan nilai-nilai perlawanan atas suatu pemikiran mainstream, membosankan dan menindas (seperti kapitalisasi, penghisapan, pembodohan, dsb). Sedangkan Punk lahir akibat pengaruh-pengaruh yang baru bukan hanya kapitalisme, gaya, tetapi juga dalam karya musik. Namun apa yang terjadi pada Emo? Emo tercipta karena kedua subkultur di atas (punk dan skinhead) telah dimasuki oleh paham-paham kapitalisme, fashionable, dan keinginan untuk bergaya. Sebuah kondisi yang sangat berlawanan pengan paham Skinhead-Punk yang notabennya sebagai nenek moyang Emo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar