Minggu, 05 Desember 2010

Transparansi Suku Bunga

Kebijakan Bank Indonesia menuntut transparansi suku bunga (9/10) banyak menuai pendapat yang beragam dari para kalangan. Banyak yang menyambut secara positif namun juga tidak sedikit pula yang beranggapan kebijakan tersebut tidak akan berjalan. Sejauh mana kebijakan tersebut akan berjalan dan bagaimanakah respon yang akan diberikan masyarakat terhadap kebijakan ini?
Permasalahan yang akan dilihat adalah :
1.Bagaimana kebijakan tersebut bisa lahir.
2.Tujuan BI mengeluarkan kebijakan tersebut.
3.Respons terhadap kebijakan tersebut.

Dengan munculnya kebijakan tersebut akankah dapat membawa kemajuan yang spesifik dibidang perbankan, dan bagaimana pelaksanaannya? akankah memang dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kebijakan BI tersebut memang dianggap oleh sebagian kalangan sangat bermanfaat dan sangat bagus. Namun disisilain, bagi para bankir mereka berpendapat kebijakan terebut akan memberikan dampak persaingan antar bank yang ketat. Justru hal ini akan membawa dampak persaingan yang tidak sehat, terbalik dari tujuan awal yang dikatakan sebagai pembangkit bank untuk bersaing secara sehat. Mereka juga berpendapat pelaksanaan dari kebijakan tersebut akan sulit karena tiap bank mempunyai cara masing-masing dalam menentukan besarnya suku bunga. Antar bank pasti akan mempunyai besaran suku bunga yang berbeda. Perhitungan penentuan suku bungan bank kecil dan bank besar jelas akan berbeda.

Bank Indonesia sebagai bank sentral memang sudah seharusnya untuk selalu mengontrol semua bank-bank yang ada di Indonesia. Kontrol tersebut memang sangat kompleks dan memang memuat segala segi, termasuk pengendalian suku bunga. Transparansi suku bunga dianggap sebagai salah satu cara yang dapat menurunkan tingkat bunga dari masing-masing bank. Dengan mempublikasikan tingkat suku bunga mereka, maka mereka tidak akan sesuka hati dalam menentukan besarnya bunga atau beban yang ditanggung oleh nasabah.

Berbagai pandangan muncul seiring dengan kebijakan tersebut mulai digulirkan sebagai wacana publik. Semua mempunyai pendapat masing-masing. Hal yang sangat diharapkan adalah dengan adanya kebijakan ini dapat menjadikan perbankan Indonesia semakin baik. Semua pendapat yang banyak berkembang dimasyarakat perlu diolah dan perlu dipertimbangkan sebagai pedoman pelaksanaan kebijakan ini.

Pelaksanaan kebijakan ini harus selalu diawasi agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan dipojokkan. Semua harus dilaksanakan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Jangan sampai pelaksanaannya nanti akan mengundang pertanyaan dari berbagai kalangan. Bank Indonesia harus dapat membuat kinerja masing-masing bank menjadi lebih produktif. Bank Indonesia harus tegas dalam menjalankan kebijakan yang telah dibuatnya. BI harus mempunyai peraturan yang tegas untuk memberlakukan kebijakannya kepada semua bank.

A.Bagaimana Kebijakan Transparansi Suku Bunga Dapat Lahir
Suatu kebijakan sebelum dilahirkan pasti akan melalui tahap atau poses yang panjang dan rumit. Tentu ada suatu hal yang melatar belakangi munculnya kebijakan BI tersebut. Pada awalnya BI menganggap bahwa masih terdapat beberapa bank yang belum transparan dalam mengelola keuangan terutama pada suku bunga bank. Pada era sekarang transparansi merupakan hal yang dianggap wajib. Transparansi akan memberikan gambaran yang umum, luas serta dapat dianggap sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban terhadap publik. Publik akan memberikan penilaian mereka sendiri terhadap hasil dari apa yang telah ditransparankan oleh pihak bank.

Selama ini nasabah masih buta terhadap suku bunga bank dan beban biaya yang dikenakan oleh bank pilihannya. Nasabah hendaknya tahu akan beberapa risiko dan apa yang seharusnya dilakukan terhadap bank pilihannya. Namun tanpa adanya transparansi maka nasabah tidak mengetahui apapun tentang suku bunga bank. Mereka hanya akan tahu besarnya rupiah yang dikenakan, tetapi tidak tahu rincian dari masing-masing biaya tersebut. Bank harus mampu menyajikan transparansi yang sehat dan dapat diterima oleh masyarakat luas. Bank tidak boleh membebankan biaya yang terlalu berlebihan kepada nasabah.

Dari berbagai permasalahan diatas, BI memberi himbauan agar semua bank melakukan transparansi kepada publik. Transparansi tersebut dapat melalui Koran atau internet sehingga nasabah dapat mengetahui dan calon nasabah dapat menentukan pilihan. Namun dengan adanya kebijakan tersebut tidak sepenuhnya permasalahan yang ada dapat terjawab. Ada pihak yang menyambut dengan baik, ada juga pihak yang memunculkan pertanyaan baru.

B.Tujuan BI Mengeluarkan Kebijakan Transparansi Suku Bunga
Bank Indonesia mempunyai beberapa tujuan dalam menetapkan kebijakan transparansi suku bunga bank. Tujuan yang paling umum adalah menciptakan iklim perbankan yang transparan, sehingga dapat membawa bank-bank kearah persaingan yang sehat. Tujuan yang lebih spesifik dapat dijabarkan antara lain agar perbankan diharapkan bisa lebih transparan soal risiko, suku bunga kredit dan beban biaya lainnya yang dibebankan kepada nasabah. Nasabah dapat dikatakan sebagai inti dari kegiatan perbankan. Tanpa adanya nasabah maka kegiatan perbankan tidak akan bisa berjalan. Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali. Maka didalam dunia perbankan nasabah harus sangat diperhatikan. Mereka harus tahu sedetail mungkin tentang hal yang berkaitan dengan dana mereka. Modal suatu bank adalah kepercayaan dari nasabah.

Tujuan lain yaitu sektor riil dapat mendapatkan bunga yang rendah. Hal ini dikarenakan bank-bank yang mematok suku bunga tinggi akan perlahan menurunkan tingkat suku bungan mereka. Dengan adanya transparansi akan membawa nasabah untuk mudah mengetahui karakter dari masing-masing bank. Akan terlihat mana bank yang bersuku bunga tinggi dan mana bank yang bersuku bunga rendah. Para nasabah tentunya akan menyukai bank yang bersuku bunga rendah.

Dengan kata lain, adanya transparansi akan mendorong peluang negosiasi antara nasabah dan bank, mekanisme pasar akan terbentuk. Nasabah akan berpikir dengan bijak sebelum dia nanti memilih salah satu bank untuk dipercaya sebagai partner dalam menyimpan uangnya. Jika dilihat sepintas maka kebijakan BI ini sangat bagus, karena dapat melindungi para nasabah dan dapat memberikan pelajaran kepada nasabah agar tidak sembarangan dalam menentukan pilihan.

C.Respons Terhadap Kebijakan Transparansi Suku Bunga
Seperti yang telah diuraikan diatas, jika ditinjau secara umum tujuan dari Bank Indonesia sangat bagus. Transparansi akan membuat bank berlomba-lomba memberikan pelayanan yang baik terhadap nasabahnya terutama disektor suku bunga bank. Hal ini dianggap sebagai segi positif dengan adanya transparansi suku bunga. Seiring adanya berita kebijakan transparansi maka banyak pihak yang member tanggapan yang sangat bagus. Beberapa kalangan menilai transparansi ini akan membawa dampak yang bagus dalam dunia perbankan Indonesia. Dengan adanya transparansi akan membuat para bank menurunkan tingkat suku bunga mereka. Setiap bank yang mempunyai nilai suku bunga yang tinggi akan merasa kalah dengan bank-bank yang bersuku bunga rendah.

Penurunan suku bunga bank sangat menguntungkan nasabah dan merupakan salah satu perlindungan terhadap nasabah. Transparansi akan memberikan tanggung jawab tersendiri kepada pihak bank untuk memproklamirkan pengelolaan suku bunganya. Beberapa pihak menganggap hal ini merupakan hal yang bagus karena dapat menguntungkan nasabah. Beberapa pihak juga mengatakan bahwa transparansi akan membawa dampak persaingan perbankan yang sehat. Untuk para nasabah jelas mereka akan mengatakan bahwa transparansi sangat membantu mereka dalam menafsirkan keadaan bank yang mereka pilih.

Lain halnya dengan para nasabah, para bankir mengatakan transparansi justru akan membuat persaingan antar bank semain ketat. Menampilkan tingkat suku bunga secara detail kepada publik akan menjadikan nasabah menjadi bingung. Pemahaman nasabah yang beda-beda maka akan menjadikan penafsiran yang berbeda dikalangan nasabah. Memang diakui bahwa tiap bank mempunyai suku bunga bunga kredit yang berbeda-beda, tergantung dari jenis dan resiko kredit yang didanai. Beberapa bank enggan mengumumkan suku bunga kredit mereka karena perhitungan cost of found masing-masing bank berbeda. Beberapa komponen lain penentu suku bunga bank antara lain biaya dana, perhitungan premi risiko, dan overhead cost.

Beberapa pandangan diatas menuntut Bank Indonesia agar bekerja ekstra jika memang benar-benar ingin memberlakukan kebijakan transparansi suku bunga tersebut. Solusi yang mungkin untuk diterapkan adalah struktur biaya perbankan akan diseragamkan, tetapi besaran overhead cost dan penentu suku bunga diserahkan pada masing-masing bank. Bank Indonesia harus mempunyai sanksi tegas bagi bank yang melanggar kebijakan tersebut. Sanksi tersebut dapat berupa tidak meloloskan fit and proper test bagi direksi bank yang gagal menjalankan kebijakan BI itu dan juga tidak memperpanjang sertifikat bank tersebut.

Perlu ditegaskan bahwa posisi BI disini adalah sebagai regulator dan masyarakat pemilik dana berhak tahu kebenaran dana yang tersimpan di bank.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar