Kamis, 24 Februari 2011

Ide gila

Ide gila muncul ketika saya suka nonton acara uya emang kuya. Menurut saya acara tersebut lebih dari sekedar acara hiburan semata. Buat saya acara tersebut dapat saya anggap sebagai acara motivasi. Ya motivasi !!! Terdengar aneh memang, motivator seharusnya seseorang seperti Mario Teguh dengan acaranya “Golden Ways”. Ya tiap orang mempunyai pandangan yang berbeda dan menarik tentunya. Melalui acara Uya ini mari coba kita lihat nilai yang lebih dalam lagi. Sebuah kejujuran yang sangat layak untuk di junjung tinggi. Terlepas dari polemik asli atau tidaknya acara tersebut bagi saya terdapat pelajaran yang begitu berarti, bagaimana kita harus jujur terhadap orang tua kita, teman, orang yang sangat kita cintai, bahkan jujur terhadap diri kita sendiri. Lakukan yang menurut kata hati kita benar, jangan tergoda dengan bujukan setan yang selalu berbisik di telinga kita agar kita menyakiti dan mengecewakan orang –orang disekeliling kita.

Budaya sopan santun sangat lekat dengan jatidiri bangsa Indonesia. Dari kecil para orang tua selalu mengajarkan anak-anaknya untuk selalu berkata jujur dan jangan pernah berbohong. Namun seiring dengan bertambah dewasa seseorang, ternyata ajaran tersebut kadang terlupakan. Yang saya sebut sebagai ide gila diawal tadi adalah sepertinya seru ya kalau para pejabat kita yang terlibat kasus korupsi ditemuin aja sama si Uya. Cukup dengan perintah “jika anda melihat api maka anda akan tertidur”.Sekali Tanya maka semua akan terbeberkan secara jelas dan gamblang. Sang pejabat yang nakal akan dengan senang hati menceritakan segala kebusukannya yang dilakukan tidak jujur kepada rakyatnya sendiri yang telah mempercayainya dengan sepenuh hati untuk memperjuangkan hak mereka di panggung pemerintahan. Tanpa harus melalui persidangan dan perdebatan yang panjang yang terkadang membuat masyarakat luas semakin bingung dengan alur permasalahan yang sebenarnya.

Ya anda benar, itulah kenapa hal tersebut saya sebut dengan ide gila. Negara kita adalah Negara hukum, tentunya semua perkara akan di adili sesuai dengan hukum yang ada. Hanya saja seperti yang saya katakan semakin dewasa negeri ini, semakin banyak yang harus diingatkan kembali. Hal yang sangat dasar adalah kejujuran dalam diri sendiri. Dengan terkuaknya kasus Gayus Tambunan membuat masyarakat semakin tidak percaya dengan penegak hukum yang ada. Ini menjadi tugas yang sangat berat bagi pemegang pimpinan, karena untuk mengembalikan kepercayaan rakyat sangat sulit. Bukannya tidak mungkin, tetapi kepercayaan yang sudah hilang bagaikan kapas yang tertiup angin. Dia akan dengan cepat terbang dan tidak mudah untuk kembali ketitik semula.

Yang salah bukan hukum, namun oknum yang tidak bertanggung jawab. Lihatlah kerusuhan di Mesir, sesama rakyat saling perang hanya karena mereka terbatasi oleh garis pro dan kontra pemerintahan. Hal yang sama juga pernah terjadi di Negara kita tahun 1998. Saya percaya para penyambung lidah rakyat kita masih ada yang berpihak pada rakyat. Tidak semua pejabat berbuat korup, yang tega menusuk rakyat dari belakang hanyalah segelintir oknum.

Saya hanya ingin mengatakan mari sudahi permainan korupsi ini yang membuat langit Indonesia selalu mendung. Mari para politikus bergandeng tangan tanpa harus melihat dari warna bendera parpol apa dia berasal. Berpikirlah seperti para pemimpin di era Bung Karno, pemikiran mereka hanya satu yaitu mencita-citakan agar Indonesia mendapat tempat di mata Internasional.

Jika anda mempunyai pikiran akan berkata / bertindak tidak jujur maka anda harus berpikir berpuluh-puluh kali sebelum anda benar-benar melakukannya !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar