Sudah berapa kali anda berulang
tahun? Kepala dua, tiga ataukah kepala kakap? Untuk beberapa orang terkadang
hari ulang tahun merupakan hari yang sangat penting, bahkan penting sekali
hingga ia harus sangat repot mempersiapkan pesta ulang tahunnya 2 bulan sebelum
bulan kelahirannya. Semua sah-sah saja karena itu adalah hak anda. Mungkin anda
merasa itu adalah hari bahagia anda, sehingga anda ingin membagi kebahagiaan
itu bersama saudara atau teman dekat anda. Cara setiap orang dalam melewatkan
hari kelahirannya sangat berbeda-beda. Ada yang hanya dia sendirian terjaga
ditengah tidurnya tepat pukul 00.01 berdoa memohon keselamatan kepada Tuhan
itupun ia lakukan masih dalam posisi tidurnya, ada juga yang ramai hang out dikelilingi teman–teman
terdekat. Tidak semua orang mempunyai teman disaat hari kelahirannya, entah dia
sedang terbaring sakit, tidak mempunyai satupun social network, ataukah dia memang benar-benar bukanlah orang yang
penting untuk diberi ucapan selamat ulang tahun. Anda termasuk dalam kategori
yang mana? Saya pun tidak tahu, hanya anda yang tahu.
Dibalik kemegahan pesta anda,
kehangatan teman-teman dekat atau mungkin kesunyian diri anda sendiri dalam
melewati hari ulang tahun, terdapat satu hal yang sebenarnya lebih penting
dibandingkan dengan semua prosesi yang anda jalankan. Tidak lain tidak bukan
adalah renungan. Terdengar sok tua memang. Tak perduli betapa ramainya pesta
anda ataupun sepinya diri anda, semua pasti merenungkan kehidupan yang telah di
anggap sebagai masa lalunya. Dari renungan akan terlahir doa. Atau bahkan
mungkin penyesalan. Penyesalan kenapa anda kehilangannya, kenapa anda childish, atau mungkin penyesalan
kenapa anda hidup. Yang terakhir terdengar sangat konyol karena kita tidak
dapat menawar kehidupan. Tapi apakah anda tahu bahwa itulah yang dirasakan bagi
sebagian orang yang merasa gagal dalam hidupnya. Jangan bilang anda tidak
pernah merasakan hal itu. Life is up and
down. Mungkin inilah yang harus anda renungkan ketika anda berulang tahun
untuk yang kesekian kalinya.
Selamat datang disisi terdalam dalam
diri anda. Begitu banyak teman yang datang dan pergi dalam masa lalu anda,
banyak harapan yang belum dapat terpenuhi, perbaikan diri yang belum sempurna,
semua itu adalah hal yang anda lalui selama setahun yang lalu. Kemudian pada
hari ini anda kembali memohon kepada Tuhan seperti pada tahun yang lalu agar
memberikan anda hidup yang lebih bermakna dan tercapai semua target. Apakah
anda sadar? Anda setiap tahun berdoa memohon hal yang sama dan kehidupan anda
masih sama seperti tahun lalu, atau bahkan seperti beberapa tahun yang lalu. Itulah
hasil jika kita hanya berdoa dan tanpa ada kesadaran untuk memperbaiki. Seorang
Niecky Abilla Fani Hajar Soekarno pernah mengatakan “hidup itu takdir”. Dan
anda tahu takdir itu ada yang dapat dirubah dan ada yang tidak dapat dirubah.
Jika takdir anda jelek, rubahlah. Lets
make a new start. Berterima kasihlah kepada Tuhan atas semua yang telah Dia
hadirkan dalam hidup kita. Terkadang kita baru menyadari arti kehadiran setelah
mereka pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar