Rabu, 25 Januari 2012

Ketegangan Yang Dapat Diprediksi (Fenomena Subsidi BBM Awal Tahun 2012)


            Disuatu siang yang terik dan bertempat di ruang TV yang tak terlalu bersih bahkan nyaris dapat dibilang kumuh aku dan Akbar berdua nonton TV. Ya sebenernya ada Topik juga sih…… cuman dia diem mulu baru bangun tidur, jadi ya kagak usah di itung aja (baru ngumpulin nyawa kali ya!!!). Kita nonton sambil terlihat sampah berserakan, kecoa pada ngesot, cicak nyemplung di gelas kopi bekas semalem, belum lagi debu yang nempel ditivi tebel banget. Ampe tu debu bisa buat nulis namaku: “Nuka lope mbak Rizca” ya ato sapa sajalah senyebutnya adek kos buat dia. Anak-anak kos sukanya nonton tivi sambil ngomen tentang berita yang baru muncul. Buset……anak-anak kos ku dah kayak pengamat politik aja, semua kebijakan pemerintah dikomen. Lha wong ketololan Patrick aja kita sukanya ngomen kok. Yang paling gak suka sama Sponge Bob tu MoMo. Katanya gak masuk akallah, kayak anak kecillah, tapi jangan-jangan dia kalo dirumah juga ikut-ikutan nonton Sponge Bob. Nah lo….kenapa malah jadi ngomongin kos ku????? Balik lagi dah ketema awal: ditengah-tengah kejorokan yang bertubi-tubi Akbar nanya sama aku “Mas lha kalo masalah pembatasan subsidi BBM itu gimana?” Pertanyaan yang khas dari seorang mahasiswa Ekonomi kepada seniornya. Kitapun mulai terlibat dalam obrolan yang banyak dengan kata-kata aneh dari dunia perekonomian. Buat orang yang gak suka obrolan berat mesti dah males dengernya. Tapi untungnya Topik tetap bertahan sampai akhir percakapan walaupun tetap saja diam seribu bahasa dengan tatapan mata yang kosong. (Woy Pik bangun!!!!!!)

             Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini media sedang marak berisi berita mengenai rencana pamerintah menaikkan harga BBM. Sampai-sampai koranpun seakan tak mau kalah dengan televisi yang mengulas masalah tersebut. Kenaikan harga BBM khususnya jenis premium pada awal tahun 2012 ini kembali marak. Hal yang menyebabkan adalah jelas karena subsidi yang ditangung pemerintah semakin terasa membebani APBN. Pilihan untuk menaikkan harga BBM memang bukan merupakan pilihan yang populer untuk rakyat. Disatu sisi pemerintah harus menjamin kebutuhan masyarakat namun disisi lain juga besarnya subsidi sudah sangat membebani anggaran yang ada. Selama ini rakyat berharap harga BBM terutama premium jangan sampai naik lagi. Karena premium bagi masyarakat sudah menjadi kebutuhan pokok dan bahkan menjadi harga dasar untuk kebutuhan yang lain (harga sayur saja bisa naik cuman gara-gara biaya transport mahal lantaran mobil pick up butuh bensin dan harga bensin mahal. Gokil gak tuh??/#*!!!) Sedemikian besarnya ketergantungan masyarakat terhadap premium membuat pemerintah harus memutar otak untuk mencari alternatif pilihan yang dapat membantu masyarakat. Kita tahu bahwa beberapa alternatif yang kemudian muncul adalah perbaikan sarana dan layanan transportasi dengan harapan masyarakat dapat beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum, bahkan yang paling ekstrim yang sempat diperdebatkan pada waktu yang lalu adalah fatwa haram pemakaian premium, dan yang sedang trend menjadi perbincangan pada 2012 ini adalah pengalihan premium ke BBG (bahan bakar gas).

            Beberapa pilihan diatas adalah merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah dalam memikirkan rakyat. Pemerintah sebenarnya telah lama mengutak-utik harga BBM. Agar anda dapat lebih memahami konsep subsidi dengan baik, simak kutipan berikut yang saya ambil dari harian Warta Jateng edisi 21 Januari 2012: “wakil menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo mengusulkan harga BBM bersubsidi premium dan solar Rp. 6.000 atau naik Rp. 1.500 dari harga semula Rp. 4.500 perliter. Kenaikan harga premium juga merupakan salah satu syarat konversi BBM ke gas atau LGV (liquified gas for vehicle) dan CNG (compresed natural gas). Jika premium lebih murah maka gas tak akan laku. Saat ini harga LGV sekitar Rp. 5.600 per lsp. Kalau premium Rp. 5.500 perliter, maka orang tidak akan pindah ke gas. Idealnya LGV dipatok sebesar Rp. 5.000 per lsp, sedangkan harga premium sebesar Rp. 6.000 perliter. Semakin tinggi disparitas harga, semakin cepat orang akan beralih ke gas. Kenaikan solar dan premium sebesar Rp. 300 saja bisa menghemat subsidi sebesar Rp. 11,48 triliun. Sedangkan kenaikan Rp. 500 memberikan penghematan Rp. 19,14 triliun dan dengan menaikkan harga premium dan solar sebesar Rp. 1.500 perliter penghematan minimum yang dapat capai yaitu Rp. 58 triliun.”

            Waw angka yang fantastis. Masihkah kita beranggapan bahwa pemerintah mencekik rakyat dengan menaikkan harga premium??? Sebenarnya pemerintah juga terpaksa, demi menyelamatkan anggaran negara. Setelah anda membaca kutipan diatas anda akan memahami bagaimana cara kerja dari subsidi pemerintah terutama pada premium. Ternyata hanya dengan menaikkan 500 perak saja pemerintah dapat menghemat sampai Rp. 19,14 triliun (ya tentunya 500 perak dikalikan dengan stok BBM selama satu periode).  Dengan penghematan uang negara sebesar Rp. 58 triliun, maka uang tersebut dapat digunakan untuk keperluan rakyat yang lain misalnya biaya membangun infrastuktur gas (asal jangan dibuat beli kursi yang harganya 28 juta ya pak……). Seperti yang saya katakan diawal, pemerintah tidak punya jalan keluar lagi selain menaikkan harga BBM. Namun walaupun BBM naik, pemerintah dengan cepat mencari ide agar rakyat tidak terasa dibebani dengan keputusan itu. Beberapa opsi yang muncul salah satunya yaitu pengalihan BBM ke gas. Namun kita perlu mempersiapkan hal itu dengan matang-matang. Pasalnya hal ini terkait dengan sarana yang ada. Kita ketahui bersama bahwa pemerintah daerah yang telah menjalankan hal ini adalah Jakarta, namun mari kita lihat sejenak: Jakarta dengan luas kota yang sedemikian luasnya hanya baru mempunyai SPBG (stasiun pengisian bahan bakar gas) sekitar 10 unit. Belum lagi jika kebijakan tersebut benar akan dijalankan, maka pemerintah harus mampu menyediakan SPBG diseluruh pelosok nusantara hanya dengan kurun waktu 2 bulan saja karena penghematan anggaran rencananya akan dimulai 1 April mendatang. Belum lagi mempersiapkan kendaraan yang semula didesain untuk bahan bakar cair harus didatangkan dulu converter yang nantinya akan dipasang pada kendaraan. Sungguh opsi yang merepotkan.

            Beralih ke Jawa Tengah, masih dari harian Warta Jateng edisi 20 Januari 2012: “Menurut kepala dinas ESDM Jateng Teguh Dwi Paryono, untuk mendukung program tersebut Jateng harus mempersiapkan 25 SPBG. Ia menambahkan, pihaknya masih menunggu petunjuk tekhnis dari pusat. Jadi kapan dan dimana SPBG itu dibangun, pihaknya masih belum tahu.” Tuhkan……di Jawa Tengah sendiri saja membutuhkan 25 unit. Kemudian pada harian yang sama namun pada edisi berbeda, warta Jateng memberikan ulasan mengenai adanya rencana pembuatan SPBG di kota Kudus. Kota Kudus ditunjuk sebagai kota percontohan pengalihan BBM ke gas diareal eks-karesidenan Pati. Seperti di Jakarta, penguji cobaan tersebut diberlakukan kepada angkutan umum terlebih dahulu. Namun perencanaan tersebut masih sebatas wacana. Masih banyak yang harus dikaji lebih dalam, jadi belum tahu nanti akan dapat terlaksana atau tidak.

            Yup….itulah kenapa saya menyebutnya opsi yang merepotkan (dengan catatan: jika memang harus dipersiapkan hanya dengan 2 bulan. Namun jika waktu yang ada masih panjang, saya yakin pemerintah Indonesia dengan dukungan rakyatnya dapat saling menjalankan hal tersebut dengan baik. Ya….. seperti kebijakan konversi minyak tanah ke LPG kemarinlah… awalnya rada berantakan tapi liat aja sekarang, rapi. Semua orang sudah pindah ke LPG gara-gara minyak tanah harganya selangit. Ternyata trik menaikkan harga jitu juga ya untuk menekan ketergantungan rakyat akan minyak tanah. Wah boleh juga tuh diulangi lagi, tapi sekarang buat ngurangi ketergantungan rakyat make premium, biar pada pindah gas juga). Lalu tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara Akbar memanggil: mas-mas dah capek baca ni, lha nek gitu kesimpulannya apa? Wah iya Bar sorry kebanyakan cerita jadinya nyampe mbahas masa lalu. Gak papa, ekonomi ilmu yang luas, menyangkut disiplin ilmu yang lain juga. Tu tadi kita ampe flash back ke 2008 ngungkit-ngungkit minyak tanah, tandanya ekonomi juga bisa nyambung sama sejarah (Pissss Mo……. Hahay). Nah conclusion-nya adalah: subsidi bisa diibaratkan seperti saat pacarmu pengen beli kaos (karna kaosnya warna pink gambarnya Beruang dan menurut dia itu lucu. Kalo aku si gak tau dimana letak lucunya, kaos yang menurut aku lucu ya yang gambarnya skull’s warnanya item…. metal men. Ya itulah bedanya cowo sama cewe kali ya, emang bener dah kalo ada yang ngumpamain kayak Venus dan Mars. Tapi aku sendiri gak setuju. Kalo emang niat mau ngumpamain kenapa gak yang jauh sekalian, misal Venus sama Pluto kek). Sudah-sudah….balik lagi: dan kaos itu harganya 60 ribu…….trus dia sedih karna dia cuman punya duit 30 ribu. Nah sebagai cowo yang baik, dan sebagai bukti kamu sayang sama dia. Akhirnya kamu bilang: udah say ni aku tambahin 30 ribunya. Lalu dia berteriak “ma….kacih sayang…………aku sayang deh sama kamu” trus nyium pipi kamu deh. Trus mulai terdengar lagunya Avenged Sevenfold yang judulnya unholy confession sebagai back sound dan kalian hidup bahagia selamanya (eh salah, itu lagu metal. Pokoknya back sound -nya yang romantis gitu lah kayak belah duren, alun-alun nganjuk ato apalah yang romantis pokoknya).

            Kamu sayang sama pacar kamu, makanya kamu ngasih subsidi kedia 30 ribu. Pemerintah juga sayang sama rakyatnya, makanya pemerintah juga ngasih subsidi. Sedangkan untuk beberapa opsi yang telah dimunculkan, menurut saya itu tidak masalah. Justru semakin banyak opsi yang muncul, maka akan semakin banyak kemungkinan jalan keluar yang dapat diambil. Terserah nanti mana yang akan diambil sebagai keputusan final, yang penting mereka yang ada diatas dapat menimbang-nimbang kebijakan dengan tepat dengan memperhatikan rakyat. Jika memang premium harus naik, maka kita ikhlaskan saja demi keselamatan anggaran negara. Terlepas dari opsi mana yang akan dipilih, saya mencoba berpikir diluar dari lingkaran opsi-opsi tersebut. Hal yang dapat saya lihat disini adalah perlunya ditemukan bahan bakar lain untuk mengganti premium yang sekarang sudah banyak dipakai masyarakat. Katakan saja misalnya pengganti bahan bakar tersebut adalah Gas, maka gas tersebut setidaknya akan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar fosil tersebut. Kita refresh–kanlah sejenak Bumi kita ini supaya dia dapat sedikit bernafas lega. Sedangkan untuk anjuran “premium hanya untuk kendaraan pribadi, terutama sepeda motor yang banyak dimiliki kalangan menengah kebawah” sebenarnya juga bagus. Melatih masyarakat kita untuk sadar dimana posisi masing-masing individu berada. Hanya saja himbauan tersebut terasa hanya sebagai angin lalu. Mungkin dengan dinaikkan harga BBM akan dapat menekan laju penjualan kendaraan motor atau mobil. Katanya Indonesia termasuk negara yang miskin, namun jika melihat penjualan pada tiap produsen kendaraan setiap tahunnya mereka selalu mengalami peningkatan penjualan. Bahkan jika anda ingat, pada tahun lalu sebuah majalah bisnis menetapkan Indonesia pada peringkat pertama sebagai negara yang dianggap paling ramah iklim investasinya.  Mungkin saja dengan mahalnya BBM maka kita akan dapat beralih ke kendaraan umum dari pada kendaraan pribadi. Semoga saja pembenahan angkutan umum dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah di rencanakan, jadi keinginan untuk angkutan umum yang nyaman bukanlah impian belaka.

            Semua perlu peran dari seluruh kalangan. Ada satu hal yang ingin saya sampaikan dan perlu kita lakukan bersama. Jika kita hanya melihat pada opsi-opsi yang ada tadi maka kita termasuk orang yang pasif. Mari kita upayakan dari hal-hal yang kecil, misalnya mari hidupkan kembali sepeda. Karena ancaman global warming sekarang ramai orang berolah raga sepeda, komunitas sepeda semakin menjamur dan banyak pemerintah kota sekarang yang menetapkan hari Minggu sebagai car free day. Dukungan dari pemerintah semacam ini sangat bagus untuk mendorong masyarakat ikut berperan aktif. Sampai-sampai pemerintah kota membuat jalur khusus sepeda pada jalan-jalan protokol. Namun terkadang aturan jalur tersebut susah untuk ditaati oleh para pengendara sepeda motor (sebagai contoh dapat kita lihat pada jalan Pandanaran kota Semarang, jalur yang seharusnya dibuat khusus untuk para pesepeda terkadang juga terlewati oleh pengendara kendaraan bermotor. Lha wong jalur bus way di Jakarta juga bernasib sama, apa lagi ini yang cuma jalur sepeda). Langkah yang lain yaitu mari kita lestarikan alam kita. Bencana lam yang terjadi menandakan Bumi sudah terlalu tua dan terlalu banyak cakar-cakar beton yang tertanam. Mari kita melakukan green concept, tanami dan hijaukan lingkungan kita. Mari kita sadari bersama betapa panasnya Bumi kita sekarang ini. Presiden SBY pada tahun 2012 ini telah menandatangani peraturan presiden yang berisikan minimal 45% lahan dari Pulau Kalimantan adalah lahan konservasi. Hal ini bertujuan untuk menjaga dan mengembalikan Kalimantan sebagai paru-paru dunia.

            Mari kita perankan peran kita masing-masing. Kita percayakan dan dukung pemimpin kita untuk memilihkan pilihan yang terbaik. Kita dukung segala kebijakan, kita bangun kepercayaan kepada mereka yang menduduki kursi panas agar mereka timbul rasa malu jika terbesit pikiran korup, malu ketika akan absent rapat, supaya mereka menahan kantuknya disaat sidang berlangsung dan malu saat mereka diatas masih saja saling sikut karena berasal dari warna bendera yang berbeda. Merubah pola yang telah berpuluh-puluh tahun berjalan memang sulit, namun mari kita sadari dan ketahui bersama bahwa 10.000 langkahpun dimulai dari langkah pertama.

            Special thank’s to:
Akbar (f: Akbar kharisma), Topik (f: Pico juventus), MoMo Kuya (www.moeslim-mind.blogspot.com), Warta Jateng (Lugas dan bersahabat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar