Ayat Al-quran menulis: jika suatu
pekerjaan dilakukan oleh seorang yang bukan ahli dalam bidang tersebut maka
tunggu saja yang akan terjadi adalah kehancuran. Gak percaya? Coba bayangin
kamu adalah seorang lelaki SMA gagah perkasa yang sehari lalu telah menaklukkan
Ujian Nasional, tiba-tiba diminta oleh Presiden untuk ngerancang gedung
bertingkat 60. Jiah…………. Berani jamin kagak apa yang bakal terbangun nantinya?
Bayangin aja, kamu belum pernah denger apa itu usia minimal beton, trus apa itu
konstruksi ceker (CAKAR ding) ayam, sudut datangnya cahaya, haishhhhhhh ribet.
Lha tau-tau disuruh “Pak Boss” buat ngerancang gedung. Boro-boro model
konstruksi, paling banter juga taunya cuman mi ayam Ceker Bang Haris Jl.
Patemon-Gunungpati deket kampus UNNES (he lha qo iklan?)
Aku sikagak bakalan mau naek ke
gedung yang arsiteknya gak jelas, membahayakan keselamatan nasional. Singkatnya
tu gedung bakalan ambruk dah. Kehancuran yang dimaksud bukan semata-mata fisik,
tadi itu secara kebetulan aja contohnya bangunan jadinya ya ambruk. Kalo suatu
pemimpin bangsa yang ternyata sangat amat tidak kompeten ya bangsanya juga
ambruk (tapi ambruk artinya beda. Ambruk=runtuh, terpecah belah).
Bukan berarti kita harus menolak
semua pekerjaan yang kita tidak kuasai, bukan itu inti dari obrolan kita. Inti
yang paling amat sangat mendasar adalah kita wajib untuk belajar sampai detail
dan tuntas agar suatu pekerjaan atau tugas dapat kita tangani dengan profesional
dan berhasil tepat sasaran. Makna yang sangat dalam bukan? Sampai disini anda
akan menemukan kewajiban belajar pada setiap insan. Dengan mempelajari sesuatu
anda akan menjadi individu yang berwawasan luas dan siap dengan segala
tantangan dan tawaran yang akan datang. Sadari apa yang menjadi kekurangan anda
dan mulai dari sekarang tutupi “lubang” itu dengan belajar. Long life education.
Masih ada kaitannya dengan mulai
belajar dan menjadi pribadi yang profesional. Beberapa teman ada yang bertanya
sebenarnya kalau aku punya blog, musti tak isi apa??? Ato kalo gak gitu ya
gini: aku belum nemu ni sesuatu yang bisa tak buat tulisan di blog!!!. Beberapa
waktu yang lalu aku sempet searching di google dan nemu “petuah” dari bang dika
(itu tu bloger yang kemudian jadi penulis super laris, trus jadi comic juga,
trus mc gokil, tapi sayang badannya kurang tinggi).
Dia ngomong panjag lebar kayak gini:
_______________________________
Tiga Elemen Penulisan Kreatif
dalam Blog
by Raditya Dika
Dalam
menulis sebuah entry blog yang asyik, kita dapat menggunakan elemen-elemen penulisan
kreatif yang kebanyakan dipelajari untuk membuat sebuah karangan fiksi. Di
bawah ini saya mencoba untuk memberikan tiga elemen penulisan kreatif yang bisa
diaplikasikan dalam membuat sebuah entry blog yang menarik.
1.
First Sentences yang Menarik
Let’s face it. Di dalam
ranah dunia internet, kita semua somewhat terkena ADD (attention disorder
deficit). Pembaca punya attention span yang rendah. Jika mereka tidak suka
dengan blog kita mereka bisa dengan mudah langsung pindah ke website lain
dengan satu kali klik.
Nah, inilah mengapa kita
perlu first sentence yang punya dahsyat di dalam entry kita. Di dalam dunia
perbukuan dan menulis, semua buku yang baik punya first sentences yang engaging
untuk membawa pembaca larut ke kalimat-kalimat selanjutnya sampai buku tersebut
habis. Di dalam dunia blog, entry Anda juga harus punya first sentences yang
cihui agar orang tercantol dalam waktu singkat.
Apa yang terjadi jika Anda
tersasar ke sebuah blog dan kalimat pertama yang Anda baca seperti ini: “Gue
pagi ini bangun terus gue mandi. Ke sekolah lagi. Males deh.” Kemungkinan
besar, Anda berpikir “Yeah, diary anak sekolahan lagi. Biasa banget. Males ah.”
Lantas Anda menutup browser tersebut.
Bandingkan jika Anda
tersasar ke sebuah blog dan rangkaian kalimat yang pertama Anda baca seperti
ini: “Untuk pertama kalinya saya akan bercerita tentang sejarah “Seratus” dalam
hidup saya. Bukan karena cerita itu teramat penting dan besar, tapi justru
karena keremehannya yang luar biasa.”
Saya, begitu membaca first
sentences barusan akan berpikir, “Apa sih ‘seratus’ ini? Seberapa remeh dia?”
Selanjutnya, saya membaca tulisan tersebut sampai habis. Tulisan yang kedua,
saya kutip dari blog Dewi Lestari.
Kecermatan dan kepiawaian
kita untuk membuat first sentences yang menarik akan membuat pembaca tergelitik
untuk membaca kalimat-kalimat berikutnya. Setelah itu, Anda hanya perlu
konsisten untuk membuat kalimat-kalimat berikutnya bisa sebaik kalimat yang
pertama Anda buat.
Ingat, tulisan Anda harus
punya hook. Anda harus punya sesuatu yang merangsang rasa penasaran sekaligus
keinginan pembaca yang tiba-tiba tersasar. Tanyakan ini pada diri Anda sendiri:
“Jika gue nyasar ke blog gue sendiri dan ngebaca kalimat pertama ini, gue bakal
mau baca sampe abis gak ya?”
2.
Buatlah Tulisan yang Ekonomis
Robert McKee, seorang
lecturer dalam bidang penulisan, pernah berkata “90% of first drafts is shit”.
Ini berarti, kebanyakan, tulisan yang pertama Anda buat pertama kali adalah
jelek. Tulisan dalam sebuah first draft adalah tulisan yang tidak terstruktur,
patah-patah, dan lepas dari otak Anda begitu saja. Kemungkinan besar, tulisan
di draft pertama Anda juga adalah tulisan yang verbosal, yaitu tulisan yang
terlalu boros kata-kata dan tidak ekonomis.
Nah, sebelum Anda mengklik
tombol “post” itu, coba cek kembali apa yang telah Anda tulis. Apakah
penggunaan kalimatnya sudah logis? Cek kembali logika kalimat yang salah. Cek
kembali ejaan, atau terminologi yang benar. Bunuh semua kata yang tidak perlu.
Tulisan yang baik adalah tulisan yang tight: kencang dan sempit. Perhatikan
pacing tiap kalimat. Kata demi kata. Apakah tulisan Anda punya tempo yang enak
untuk diikuti? Tulisan yang baik adalah tulisan yang seperti musik, ada tempo
teratur, ada jeda untuk menarik napas, ada nada yang mengalir.
Baca kembali first draft
Anda sebagai seorang pembaca, cek dulu apakah diksi yang Anda gunakan tidak
redundan. Misalnya, Anda menemukan kalimat: “gue pergi ke rumah gue pas adek
gue pulang dari kampus malem-malem”, ini jelas redundan. Coret semua kata “gue”
hingga kalimatnya lebih efektif dan ekonomis, menjadi: “Gue pergi ke rumah, pas
adek pulang dari kampus.”
Seperti yang kebanyakan
orang bilang, first draft ditulis hanya untuk “mengeluarkan apa yang ada di
kepala”. Draft kedua ditulis untuk “memperbaiki apa yang sudah ditulis.” Dan
draft ketiga untuk “membuat tulisannya bersinar”. Jangan terburu-buru dalam
menulis sebuah tulisan, buatlah menjadi semenarik mungkin.
3.
Menemukan dan Menggunakan
Voice Anda Sendiri
Pernahkah Anda mengangkat
telepon, dan hanya dari mendengar suara orang tersebut Anda mengenali siapa
yang sedang berbicara dengan Anda? Setiap manusia diciptakan dengan warna suara
yang berbeda-beda. Apa yang cempreng, ada yang berat/husky, ada yang kayak
orang kejepit. Apa pun itu, warna suara dapat membedakan antara satu orang
dengan orang yang lain.
Seperti halnya dengan
dunia penulisan, setiap penulis yang baik pasti punya “voice”-nya sendiri. Anda
tahu bagaimana gaya khas Hilman Hariwijaya dalam menulis. Anda tahu, bagaimana
tulisan Gunawan Muhammad ketika Anda membacanya. Atau bahkan, Anda bisa menebak
diksi (kosakata) apa yang biasanya ada dalam esai-esai politik Eep Saefuloh
Fatah. Gaya menulis Djenar Maesa Ayu, gaya Ayu Utami, mereka punya gaya yang
khas. Semua penulis tadi punya voice yang begitu khas sehingga orang tahu,
begitu membaca tulisan mereka, itu adalah tulisan mereka.
Cara paling gampang untuk
tahu apakah Anda sudah punya voice atau belum: jika ibu Anda membaca tulisan
Anda, tanpa diberitahu bahwa itu adalah milik Anda, dan dia bisa bilang, “Wah,
ini tulisan anak saya.” Berarti selamat, Anda sudah punya voice.
Voice yang khas membantu
kita untuk mendeferensiasikan diri dari penulis yang lain. Dalam menulis blog,
voice yang khas juga akan membuat kita terlihat berbeda dari penulis blog-blog
yang lain. Punya voice akan memisahkan kita dari “blogger lainnya” menjadi
“blogger yang itu tuh, yang tulisan begini nih…”. Ndoro Kakung, misalnya masuk
ke dalam contoh blogger yang punya voice yang sangat khas.
Lantas, bagaimana cara
menemukan voice kita sendiri? Jawabannya sederhana: banyak membaca dan
berlatih. Dengan membaca banyak buku yang ditulis penulis lain, sambil
menganalisa-nya, kita akan dengan sendirinya mengadaptasi gaya-gaya mereka
untuk memperkuat personality dan voice kita sendiri. Mengadaptasi, tentu saja,
bukan berarti mencuri.
Layaknya Nidji yang
mengagumi britpop, terutama Coldplay, sampai akhirnya bisa menemukan kekhasan
aliran lagu miliknya sendiri, mereka berhasil membuat voice yang khas pada
karya-karyanya. Atau layaknya Tohpati yang pada awalnya mendengarkan
pilihan-pilihan nada yang dimainkan gitaris John Scofield, pada akhirnya
Tohpati memelajari dan mengadaptasi permainan gitar orang lain hingga akhirnya
dia menemukan sebuah gaya yang uniquely his.
Pelajari bagaimana
kekuatan Haruki Murakami dalam mengkonstruksi sebuah dialog, pelajari narasi
Chuck Palahniuk yang minimalistik dan maskulin, pelajari bagaimana Hilman
Hariwijaya menggiring orang untuk tertawa. Satukan apa yang telah Anda
pelajari, tanamkan dalam-dalam dalam diri Anda, dan keluarkan personality Anda
sendiri. Keluarkan voice Anda.
Dengan banyak membaca Anda
akan mendapatkan banyak referensi. Di samping itu, dengan banyak berlatih Anda
akan tahu cara penyampaian seperti apa yang paling asik untuk Anda. Anda akan
memilih diksi yang paling mewakili gaya tulisan Anda. Menulis dan berlatih, dan
jadilah berbeda dari orang-orang yang lain.
Tentu saja, tiga elemen di atas hanya sebagian kecil contoh bagaimana kita
menggunakan elemen penulisan kreatif untuk membuat postingan blog kita menjadi
lebih baik. Masih banyak elemen-elemen lain: komposisi narasi vs dialog,
deskripsi yang efektif, setting dan konteks, dan lain-lain.
Hope that helps!
________________________
Banyak
belajar untuk menyempurnakan kemampuan, itulah poinnya. Tak masalah anda adalah
anak SMA baru kemaren sore tapi udah disuruh buat gedung 60 lante, karna anda
telah banyak belajar ilmu arsitektur dan anda adalah orang yang kompeten dalam
bidang itu.
Membaca
itu selalu penting untuk memperluas wawasan. Aplikasi dari banyak membaca bukan
hanya untuk belajar bagaimana mengisi blog dengan isian/tema yang menarik,
tetapi lebih jauh lagi. Anda pernah membaca Koran? Di dalamnya terdapat suatu
rubrik tentang artikel kiriman pembaca. Koran selalu menerima puluhan artikel
yang dikirim dari pembaca dan hanya beberapa (1 atau 4) artikel terbaik yang
akan dimuat. Jika anda sudah “kecanduan” membaca, apakah anda tidak ingin ikut
mengirim artikel? Persaingan memang ketat, hanya artikel dengan tata bahasa dan
kedalaman materi sangat baik yang akan dimuat. Apakah anda merasa tidak
sanggup? Anda belum mencoba!!
Special
thanks to: