Minggu, 06 April 2014

64 Tahun Semakin Memberi Arti



            Sejauh pengamatan saya setiap berkunjung ke instansi di Jawa Tengah termasuk di dalamnya lembaga pendidikan, koran yang selalu di jadikan langganan adalah Suara Merdeka.
            Berbagai macam koran mempunyai karakter yang ingin diusung oleh masing-masing media cetak. Akan tetapi bagi saya yang berprofesi sebagai seorang pendidik, koran Suara Merdeka memberikan warna tersendiri khususnya di lingkup dunia pendidikan. Sebagai seorang guru kita disuguhkan tentang kabar apa yang sedang in di dunia pendidikan. Kebijakan-kebijakan baru, peristiwa terbaru serta kemungkinan tantangan yang akan dihadapi semua terangkum dalam rubrik Edukasia.
            Saya berpikir bagaimana agar kebermanfaatan yang kita peroleh ini tidak hanya berhenti pada diri kita saja. Wawasan yang bertambah jelas sekali kita dapatkan, tetapi bagaimana dengan keberlanjutannya? Apa yang dapat kita “amalkan” dari bertambahnya wawasan tersebut. Jangan sampai koran yang setiap hari kita langgani ini hanya akan berujung di sudut ruangan menumpuk bersama kertas hasil ulangan siswa yang sudah usang dan menunggu untuk di-kilo-kan.
            Bagaimana jika guru juga memperkenalkan membaca koran kepada siswa-siswi kita. Bagi mereka yang belum terbiasa membaca koran merupakan hal yang membingungkan, karena seluruh halaman penuh dengan deretan tulisan. Kita coba saja dengan hal yang paling sederhana, misalnya pada rubrik ekspresi suara remaja atau olah raga. Ulasan berita dan gaya bahasa yang ringan menjadikan rubrik ini cocok dengan usia mereka yang sedang berkembang.  Modal awal yang kita miliki di sini adalah adanya sebuah ketertarikan yang diharapkan dapat mengikis rasa malas mereka untuk membaca.
            Pada siswa usia sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) kita ajak mereka untuk mengenal koran ini melalui berbagai cerita, puisi serta gambar yang dikirimkan oleh sesama pelajar yang usianya sama dengan mereka. Dapat pula dengan membaca cerita bergambar dengan tokoh utama si-Terong yang penuh dengan pendidikan karakter.
            Sedangkan untuk berita-berita yang dianggap berat seperti pemerintahan, perekonomian, politik dan sebagainya dapat kita sisipkan dalam mata pelajaran. Sumber belajar tidak ada batasnya, salah satunya dapat kita ambil dari koran. Kita mencoba untuk mengarahkan pemahaman mereka tentang materi yang sedang di bahas dengan memberikan contoh nyata yang saat ini sedang terjadi dan terangkum dalam berita di koran. Saya rasa jika kita ingin “membedah koran” tidak ada satu mata pelajaran pun yang luput dari keterkaitan hal ini.
Memaknai Arti
Harapan lebih jauh lagi yaitu para siswa tertarik untuk berkontribusi dalam salah satu rubrik yang ada. Entah mereka memberikan tanggapan atas tema yang sedang di angkat atau mengirimkan karya mereka. Jika guru dapat mendorong siswa sampai pada tahap ini berarti guru tersebut dapat kita katakan sebagai guru yang berhasil memupuk minat baca serta berhasil mengembangkan keterampilan yang dimiliki siswa.
Koran ini dengan segala rubrik dan perkembangannya telah mencoba untuk menempatkan pendidikan sebagai sebuah hal yang menjadi tanggung jawab bersama. Memupuk generasi penerus yang cerdas dan berkarakter turut dipikirkannya. Sekarang seberapa dalam para pendidik dapat mengartikan makna yang tersirat tersebut. Kita harus tahu bahwa dengan semakin banyak pihak yang peduli dengan pendidikan maka makna pendidikan itu akan komplit.
Tidak banyak koran yang memberikan ruang khusus bagi dunia pendidikan. Harapan saya pribadi sebagai seorang pendidik, semoga rubrik-rubrik yang bersifat mendidik dan membangun generasi penerus yang cerdas mampu dipertahankan oleh koran ini. Untuk memperbaiki dunia pendidikan kita membutuhkan bantuan dari berbagai pihak, tidak hanya guru dan sekolah tetapi semua kalangan.
Jika memang pada akhirnya lembaran koran ini harus menumpuk di sudut ruangan, biarlah dia beristirahat dengan terhormat. Artinya berbagai macam tangan telah menjamahnya, dari satu tangan ke tangan yang lain. Tidak hanya berputar di ruang guru saja, tetapi juga dari kelas ke kelas. Mulailah mengambil inspirasi dan inovasi dari semua berita yang telah disuguhkan.
            Ibarat sebuah siklus, kita lengkapi semangat pendidikan yang diusung dengan aksi nyata seorang pendidik di ruang kelas.

Kamis, 27 Februari 2014

Hujan Datang, Mahasiswa Hilang



            Ungkapan di atas terasa sangat menggelitik bagi siapa pun yang membacanya. Apakah iya? Benarkah? Sederet pertanyaan kemudian muncul dibenak kita hingga senyum kecil pun tersungging dibibir, khususnya para mahasiswa.
            Setiap dipenghujung tahun sesuai dengan siklusnya, Indonesia mulai memasuki musim penghujan. Hal ini sudah dapat kita rasakan bersama di wilayah Gunungpati intensitas curah hujan sudah mulai meningkat. Keadaan ini akan meningkat hingga nanti puncak musim penghujan tiba.
            Bersamaan dengan hujan yang turun, saya rasa diantara kita para mahasiswa dan Ibu/ Bapak dosen pernah mendapati kelas yang seharusnya terisi mahasiswa, tetapi hanya beberapa saja yang datang. Tak lain dan tak bukan hujan yang turun menjadi alasan ketidak hadiran.
            Sebenarnya sebagai mahasiswa hal ini dapat kita renungkan kembali. Terkadang kita lupa bahwa kita jauh-jauh datang dari kampung halaman ke Unnes dengan membawa pesan orang tua yaitu kuliah menuntut ilmu. Pesan tersebut cukup jelas bahwa kita mengemban amanat yang luar biasa besar dan berkaitan dengan restu orang tua. Pada kenyataannya ketika kita telah sampai di sini, godaan-godaan akan muncul sehingga menggoyahkan semangat kita.
            Salah satu contoh kecil yaitu datangnya musim penghujan ini. Jika kita telaah secara geografis, sebenarnya sudah menjadi ketentuan kalau Indonesia memiliki dua musim. Ketika kita mengetahui hal tersebut secara mendalam, maka kita akan memiliki sebuah pemahaman bahwa apa pun musimnya tidak menjadi hambatan. Yang selanjutnya kita pikirkan adalah bagaimana agar semangat kita tidak luntur menghadapi musim-musim tersebut.
            Fakta yang dapat kita jadikan renungan yaitu kita dari kampung halaman menuju Unnes dengan menempuh jarak puluhan bahkan ratusan kilometer dengan berbagai moda transportasi. Bagi yang menggunakan kendaraan umum seperti bus saya rasa masih cukup nyaman ketika hujan diperjalanan. Namun bagi para pengendara sepeda motor hal ini cukup merepotkan. Sadarkah kita semua, dalam keadaan hujan seperti itu kita tetap melanjutkan perjalanan.
            Lalu pertanyaannya adalah jika dengan jarak yang begitu jauh kita masih bertekad untuk melanjutkan perjalanan kenapa dengan jarak yang hanya beberapa kilometer saja dari kost kita dengan mudah menyerah ketika hujan?
Lebih membulatkan tekad
            Jika kita telah mampu merenungi hal di atas maka saya rasa solusi mendasar yang kita butuhkan adalah dengan lebih membulatkan tekad. Kita sebagai insan yang dididik dan memiliki pengetahuan yang cukup dapat menjawab semua tantangan yang ada. Dalam mengikuti perkuliahan, mahasiswa memang telah diberikan kesempatan maksimal sebanyak 3 kali untuk tidak hadir. Kesempatan tersebut sepenuhnya adalah hak kita, mau digunakan atau tidak, kapan kita akan menggunakannya, semua terserah kita.
            Akan tetapi jika kita memiliki semangat dan sadar akan tugas kita di sini, kita tidak akan menggunakan kesempatan tersebut dengan sesuka hati. Akan timbul semacam beban di dalam diri ketika kita menggunakan kesempatan tersebut seenaknya apalagi jika hanya permasalahan hujan yang turun di musim penghujan. Bukan disebut musim penghujan jika pada saat tersebut hujan tidak turun, lalu masihkah kita dengan mudah mengambil pilihan bolos karena hujan?
            Tulisan ini bukan bermaksud menggurui atau bahkan menganggap mahasiswa tukang bolos, melalui tulisan ini saya berharap kita dapat berpikir lebih jauh ke depan bahwa kita memiliki tanggung jawab yang harus kita laksanakan. Tanggung jawab sebagai mahasiswa dan sebagai seorang anak tentunya. Mari kita gunakan kesempatan ketidak hadiran tersebut dengan bijak.
            Karakter yang kuat akan menjadikan kita siap menghadapi tantangan yang ada.

Kamis, 09 Januari 2014

Logo SMK Kristen Gergaji Semarang

 Berikut ini adalah logo dari SMK Kristen Gergaji Semarang. Banyak teman-teman dan termasuk saya yang cukup kesulitan untuk mendapatkan logo SMKKG di internet. Ide untuk memposting logo ini sebenarnya sudah menjadi rencana lama, tetapi karena tertutup dengan berbagai macam kesibukan akhirnya rencana itu terkubur dalam-dalam. Hingga akhirnya hari ini salah seorang teman yang bernama FIR memberikan ide yang briliant sekali. Yap this is it ..... silakan download di sini. Semoga hal ini dapat membantu siapa saja yang membutuhkan logo SMKKG dengan cepat dan instan.