Sejauh pengamatan saya setiap berkunjung
ke instansi di Jawa Tengah termasuk di dalamnya lembaga pendidikan, koran yang
selalu di jadikan langganan adalah Suara Merdeka.
Berbagai macam koran mempunyai
karakter yang ingin diusung oleh masing-masing media cetak. Akan tetapi bagi
saya yang berprofesi sebagai seorang pendidik, koran Suara Merdeka memberikan
warna tersendiri khususnya di lingkup dunia pendidikan. Sebagai seorang guru
kita disuguhkan tentang kabar apa yang sedang in di dunia pendidikan. Kebijakan-kebijakan baru, peristiwa terbaru
serta kemungkinan tantangan yang akan dihadapi semua terangkum dalam rubrik
Edukasia.
Saya berpikir bagaimana agar
kebermanfaatan yang kita peroleh ini tidak hanya berhenti pada diri kita saja.
Wawasan yang bertambah jelas sekali kita dapatkan, tetapi bagaimana dengan
keberlanjutannya? Apa yang dapat kita “amalkan” dari bertambahnya wawasan
tersebut. Jangan sampai koran yang setiap hari kita langgani ini hanya akan berujung
di sudut ruangan menumpuk bersama kertas hasil ulangan siswa yang sudah usang
dan menunggu untuk di-kilo-kan.
Bagaimana jika guru juga
memperkenalkan membaca koran kepada siswa-siswi kita. Bagi mereka yang belum
terbiasa membaca koran merupakan hal yang membingungkan, karena seluruh halaman
penuh dengan deretan tulisan. Kita coba saja dengan hal yang paling sederhana,
misalnya pada rubrik ekspresi suara remaja atau olah raga. Ulasan berita dan
gaya bahasa yang ringan menjadikan rubrik ini cocok dengan usia mereka yang sedang
berkembang. Modal awal yang kita miliki
di sini adalah adanya sebuah ketertarikan yang diharapkan dapat mengikis rasa
malas mereka untuk membaca.
Pada siswa usia sekolah dasar (SD) dan
sekolah menengah pertama (SMP) kita ajak mereka untuk mengenal koran ini
melalui berbagai cerita, puisi serta gambar yang dikirimkan oleh sesama pelajar
yang usianya sama dengan mereka. Dapat pula dengan membaca cerita bergambar
dengan tokoh utama si-Terong yang penuh dengan pendidikan karakter.
Sedangkan untuk berita-berita yang dianggap
berat seperti pemerintahan, perekonomian, politik dan sebagainya dapat kita
sisipkan dalam mata pelajaran. Sumber belajar tidak ada batasnya, salah satunya
dapat kita ambil dari koran. Kita mencoba untuk mengarahkan pemahaman mereka tentang
materi yang sedang di bahas dengan memberikan contoh nyata yang saat ini sedang
terjadi dan terangkum dalam berita di koran. Saya rasa jika kita ingin
“membedah koran” tidak ada satu mata pelajaran pun yang luput dari keterkaitan
hal ini.
Memaknai
Arti
Harapan
lebih jauh lagi yaitu para siswa tertarik untuk berkontribusi dalam salah satu
rubrik yang ada. Entah mereka memberikan tanggapan atas tema yang sedang di
angkat atau mengirimkan karya mereka. Jika guru dapat mendorong siswa sampai
pada tahap ini berarti guru tersebut dapat kita katakan sebagai guru yang berhasil
memupuk minat baca serta berhasil mengembangkan keterampilan yang dimiliki
siswa.
Koran
ini dengan segala rubrik dan perkembangannya telah mencoba untuk menempatkan
pendidikan sebagai sebuah hal yang menjadi tanggung jawab bersama. Memupuk
generasi penerus yang cerdas dan berkarakter turut dipikirkannya. Sekarang seberapa
dalam para pendidik dapat mengartikan makna yang tersirat tersebut. Kita harus
tahu bahwa dengan semakin banyak pihak yang peduli dengan pendidikan maka makna
pendidikan itu akan komplit.
Tidak
banyak koran yang memberikan ruang khusus bagi dunia pendidikan. Harapan saya
pribadi sebagai seorang pendidik, semoga rubrik-rubrik yang bersifat mendidik
dan membangun generasi penerus yang cerdas mampu dipertahankan oleh koran ini.
Untuk memperbaiki dunia pendidikan kita membutuhkan bantuan dari berbagai
pihak, tidak hanya guru dan sekolah tetapi semua kalangan.
Jika
memang pada akhirnya lembaran koran ini harus menumpuk di sudut ruangan,
biarlah dia beristirahat dengan terhormat. Artinya berbagai macam tangan telah
menjamahnya, dari satu tangan ke tangan yang lain. Tidak hanya berputar di
ruang guru saja, tetapi juga dari kelas ke kelas. Mulailah mengambil inspirasi dan
inovasi dari semua berita yang telah disuguhkan.
Ibarat sebuah siklus, kita lengkapi semangat pendidikan
yang diusung dengan aksi nyata seorang pendidik di ruang kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar