Tahun ajaran baru akan segera
dimulai pertengahan bulan depan. Proses penerimaan peserta didik juga sudah
berjalan. Setelah dinyatakan lulus, siswa SMP/MTs kini berjuang mendapatkan
sekolah yang mereka idamkan.
Siswa lulusan SMP/MTs yang akan
melanjutkan kejenjang berikutnya dihadapkan pada dua pilihan antara sekolah
umum (SMA/MA) atau sekolah kejuruan (SMK). Pemilihan kedua jenis sekolah
tersebut sepenuhnya adalah hak dari orang tua dan anak. Memilih SMA atau SMK
pada hakikatnya lebih dari sekedar menimbang-nimbang apakah kelak anak akan
melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi ataukah tidak, tetapi juga menimbang
potensi yang dimiliki anak.
Dilihat dari karakteristik
pembelajarannya, SMA dan SMK jelas jauh berbeda. Pembelajaran di SMA kental
dengan pendalaman tentang teori-teori, sedangkan SMK mempunyai sisi
pembelajaran yang diarahkan lebih banyak praktek untuk menambah keterampilan.
Hal ini berkaitan dengan desain SMK sebagai sekolah kejuruan yang mempersiapkan
siswanya siap kerja.
Terlalu sempit jika kita mengartikan
siap kerja berarti jalur terakhir untuk menempuh pendidikan. Jenis pendidikan
yang ada di Indonesia tidak hanya pendidikan formal saja, masih ada pendidikan
non formal dan informal. Semangat untuk belajar jangan diputus begitu saja
dengan predikat lulus. Guru dan orang tua harus mampu mendorong minat anak
untuk selalu belajar dari manapun asalnya sumber ilmu tersebut.
Pemetaan Bakat
Kebingungan yang dialami anak dan
orang tua dalam menentukan jalur pendidikan yang akan dipilih salah satunya disebabkan
kurangnya pengenalan terhadap potensi diri yang dimiliki oleh anak. Pemetaaan
potensi diri ini sangat penting untuk mempersiapkan segala hal yang berhubungan
dengan masa depan anak, seperti pendidikan dan profesi yang cocok kelak.
Setiap anak lahir dan berkembang
dengan potensi yang berbeda-beda. Potensi yang dimiliki anak perlu mendapatkan
bimbingan yang tepat agar potensi tersebut dapat berkembang secara optimal.
Namun sebelum kita mengembangkan potensi, kita harus tahu potensi apa yang
dimiliki. Sayangnya sampai saat ini masih dijumpai orang tua yang kurang
memperhatikan tentang penggalian potensi anak. Terkadang apa yang dipilihkan
untuk anak terkesan karena keinginan dari orang tua, atau sudah sesuai keinginan
anak tetapi tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Seandainya dari usia sekolah dasar
perkembangan anak selalu dipantau, setidaknya usia SMP orang tua telah mampu
menangkap potensi yang dimiliki anak. Sehingga pada saat anak lulus SMP mereka
akan tahu kemana tujuan berikutnya, sekolah umum atau sekolah vokasi. Semakin
dini orang tua mampu menemukan potensi anak, maka akan semakin bermanfaat pula
dalam hal persiapan pengembangan potensi tersebut.
SMK saat ini bukan lagi menjadi
sekolah “nomor dua”. SMK merupakan tempat pengembangan bagi siswa yang memiliki
kemampuan khusus. Hal yang perlu sekolah sadari adalah bagaimana membangun sistem
pembelajaran SMK yang benar-benar mematangkan kemampuan khusus tersebut. Sehingga
idealnya ketika lulusan SMK berminat memperdalam ilmunya ke perguruan tinggi,
mereka akan memilih jurusan yang sejalur dengan program keahliannya di SMK.
Sedangkan jika mereka orientasinya langsung bekerja, maka kemampuan yang mereka
miliki sudah benar-benar matang dan menjadi pribadi yang berkualitas.
Pemerintah saat ini banyak
memberikan program subsidi dan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang perguruan
tinggi. Fasilitas tersebut harus dimanfaatkan oleh lulusan SMK yang berminat
melanjutkan ke perguruan tinggi tetapi terkendala faktor biaya. Bagi mereka
yang berniat terjun ke dunia kerja, dapat mengembangkan ilmunya melalui balai
latihan kerja (BLK) yang terdapat di kota masing-masing.
Jadi mau kuliah atau bekerja, SMK
memberikan semua kesempatan tersebut. Jadilah orang yang spesialis, orang yang
memahami ilmu pengetahuan secara mendalam. Hal terpenting adalah memelihara
semangat agar selalu mengembangkan ilmu yang dimiliki.