Sehari tanpa internet kalau
diibaratkan dengan peribahasa seperti sayur tanpa garam. Sedangkan dengan peribahasa
yang lain itu: seperti burung tanpa sayap, bagaikan laut tanpa air atau
bagaikan pohon tanpa buah. Banyak sekali peribahasa yang dapat menggambarkan
betapa bingungnya kita sebagai manusia jikalau sehari saja tidak koneksi internet.
Kalau boleh saya perupamakan lagi,
ini mirip dengan keadaan dimana kita sehari tanpa listrik. Kacau ..... Padahal jika
kita meruntut jauh kemasa lalu sebelum ditemukannya listrik, manusia masih
baik-baik saja. Ini juga sama, ketika internet belum booming seperti sekarang, semua umat manusia masih bisa menjalankan
hidupnya dengan baik.
Pada tahun 2014 di antara negara-negara di
kawasan Asia Tenggara, Indonesia mendapat predikat negara pengguna internet
terbesar. Oke itu saja belum cukup, mari kita lihat lagi survey Data Global
Web Index, lagi-lagi Indonesia berprestasi sebagai negara yang memiliki pengguna sosial media yang paling aktif di Asia. Indonesia memiliki
79,7% user aktif di sosial media mengalahkan Filipina 78%, Malaysia 72% dan
Cina 67%.
Kita
akan melihat korelasi positif ketika tingkat keaktifan tersebut kita sandingkan
dengan data seperti yang dilansir dari bebmem.com yaitu sebuah situs portal
teknologi dan sosial media, yang menemukan bahwa rata-rata waktu yang
dibutuhkan user untuk mengakses sosial media di Indonesia sekitar 2 jam 54
menit setiap harinya. So masih
bertanya bagaimana jika manusia sehari tanpa koneksi internet?
Mengirim
data kerjaan, mengakses berita, belanja, sampai dengan menjalin pertemanan,
berkat internet semua berjalan dengan lancar. Ini merupakan bukti bahwa Internet
saat ini menjadi salah satu kebutuhan semi pokok bagi kaum modern. Internet dengan cepat dan mudah memasuki kehidupan kita.
Sehari
tanpa internet? Ini yang saya bayangkan:
1. Pekerja
kantor:
- Petugas Bank akan sulit mengakses
riwayat perbankan nasabah ketika akan melakukan BI checking kepada calon penerima kredit.
- Pengiriman surat kepada kantor lain akan
dilakukan dengan “cara lama”. Tulis suratnya, masukkan ke amplop, kirim melalui
jasa pengiriman, sehari kemudian baru sampai.
- Ketika koneksi internet terputus maka
transaksi keuangan kantor akan dilakukan dengan face to face kepada pihak yang bersangkutan.
2. Mahasiswa:
- Perpustakaan akan semakin penuh dengan
mahasiswa karena mereka mencari buku untuk referensi tugas makalah.
- Pengisian KRS akan dilakukan secara
manual dengan datang ke kampus, mengisi formulir dan menyerahkan ke loket. Pada
hal jarak rumah ke kampus sangat jauh dan berpotensi macet.
- Pengumpulan tugas kuliah juga harus dilakukan
di meja dosen karena email eror.
3. Ibu-ibu
muda:
- Ibu-ibu muda akan kesulitan mengecek
harga real time investasi emasnya
hari ini karena situs Antam tidak dapat diakses.
-
Ibu-ibu muda akan sedikit direpotkan
dalam hal belanja karena online shop sedang tidak melayani
penjualan.
- Waktu luangnya di rumah akan banyak
diisi dengan menyaksikan acara infotainment
karena facebook, twitter, path dan BBM down.
4. Panitia
lomba menulis:
- Sulit untuk menyebarkan info lomba yang
diselenggarakan karena harus dilakukan secara manual: membuat poster dan
ditempel ditempat-tempat umum. Semakin sedikit poster yang ditempel maka
semakin sedikit pula orang yang mengetahui lomba tersebut. Namun semakin banyak
poster yang ditempel tetapi hanya di satu area, maka kesempatan daerah lain
untuk mengikuti lomba akan tertutup.
5. Saya:
- Kalau koneksi internet putus satu hari
saja, maka saya tidak akan mendapat update event lomba menulis.
Internet dengan segala
keistimewaannya begitu cepat berubah menjadi sosok yang selalu kita butuhkan.
Apa pun itu yang kita lakukan dengan internet, semoga kita dapat
memanfaatkannya dengan produktif. Demi terwujudnya Millenium Development Goals (MDG) separuh dari rakyat Indonesia
harus melek internet pada tahun 2015.