Selasa, 11 Desember 2012

Peranan Arsip dalam Menjaga Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia*



Oleh:
Muhamad Nukha Murtadlo
A.    Pendahuluan
            “Dunia tanpa arsip, ibarat dunia tanpa informasi”. Itulah sepenggal kalimat yang tertera diselembar stiker yang saya peroleh dari stand Arsip Daerah kota Semarang ketika saya mengunjungi pameran buku yang diselenggarakan di gedung wanita Semarang bulan April 2012 silam. Pikiran saya tergelitik saat mendapatkan souvenir tersebut, sepenggal kalimat yang menurut saya sangat sederhana namun sering kita tidak menyadarinya.
            Ketika kita berbicara mengenai informasi, pikiran kita sering sekali tertuju kepada suatu sumber yang “lazim” kita datangi dan sangat dekat dengan kita. Sebut saja perpustakaan, media baik cetak maupun elektronik, diskusi dalam sebuah seminar atau pertemuan. Apa lagi pada era sekarang dengan kecanggihan tekhnologi yang sudah semakin berkembang, arus informasi tersebut dapat mengalir dengan demikian cepatnya.
            Sedangkan ketika kita berbicara tentang arsip, pemikiran kita tertuju kepada suatu dokumen yang sudah terlewatkan masa pemakaiannya, kemudian disimpan didalam rak penyimpanan dengan sistem penyimpanan tertentu, dalam jangka waktu tertentu, lalu setelah masa penyimpanan telah usai kemudian berkas tersebut dimusnahkan supaya tidak membuat penuh tempat penyimpanan. Pemikiran tersebut tidak salah, karena jika kita berpikiran seperti itu berarti pemikiran kita tertuju kepada berkas-berkas atau arsip administrasi perkantoran.
            Arsip yang akan kita bahas pada artikel ini adalah arsip kenegaraan bangsa Indonesia pada masa silam. Masa dimana negara Indonesia sedang dalam masa “penggodogan” jati diri, kemudian masa kelahiran, serta masa perkembangan bangsa Indonesia. Mengingat jenis arsip yang sedemikian pentingnya itu, maka tidak ada kata pemusnahan. Arsip tersebut disimpan dan dirawat dengan rapi tentunya di Arsip Negara Republik Indonesia.
            Tempat penyimpanan arsip menurut saya tidak ubahlah bagaikan perpustakaan. Arsip dapat menceritakan banyak hal kepada kita layaknya buku yang kita baca di perpustakaan. Bahkan lebih dari itu, jika kita mau untuk mencermati lebih dalam tentang arsip tersebut, maka kita akan mendapatkan suatu pesan moral yang sungguh sangat berarti untuk kehidupan kita para generasi penerus. Cobalah sesekali jika anda membaca suatu arsip, jangan hanya sekedar dibaca isi atau apa yang tertulis diarsip tersebut. Coba anda kaji lebih dalam tentang asal mula terbitnya dokumen tersebut, atau jika arsip tersebut berupa foto maka coba imajinasikan perbandingan foto tersebut dengan keadaan saat ini. Pasti anda akan mendapatkan sesuatu pelajaran yang berharga pada diri anda.
            Saya ingin menyampaikan bahwa sebenarnya kita telah terlalu jauh melupakan makna kebersamaan bangsa. Kita terlalu sibuk mempermasalahkan perbedaan masing-masing individu. Semangat dalam membangun bangsa terkadang harus ternomor duakan setelah kepentingan kelompok. Sudah saatnya kita berhenti sejenak dari segala macam hiruk pikuk dan keruwetan ini, lalu mencoba untuk menyadarkan diri bahwa semua ini harus lahir kembali dengan semangat yang sama saat Indonesia merdeka 67 tahun silam.
            Bagaimana caranya? Salah satunya yang saya ungkapkan dalam artikel ini adalah dengan arsip yang berperan sebagai salah satu penjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kita akan mengkaji bersama bagaimana arsip dapat memberikan kita informasi sekaligus pembelajaran makna hidup berbangsa dan bernegara. Melalui semangat persatuan maka kita akan diajarkan bagaimana melihat arsip tidak hanya sebagai berkas lawas yang disimpan untuk kenang-kenangan.
B.     Menjaga Kedaulatan NKRI Melalui Arsip
            Sudah pernahkah anda mendatangi kantor arsip kota atau daerah anda? Jika sudah, apa yang biasanya akan anda temukan di kantor tersebut. Pasti segala macam dokumen yang berhubungan dengan perjalanan kota anda. Tidak jarang juga kita menemukan dokumen yang tersimpan berupa foto kegiatan bersejarah atau foto tata kota saat itu.
            Anda boleh saja menganggap arsip sebagai tempat rekreasi seperti museum dimana anda dapat melihat peninggalan bersejarah pada zaman dahulu yang masih disimpan sampai saat ini. Namun saya lebih mengharapkan anda dapat melihat arsip sebagai saksi bisu lahirnya perjuangan sejarah, jadi lebih dari hanya sekedar benda “kenang-kenangan”.
            Arsip dapat berperan sebagai alat atau media penjaga kedaulatan NKRI. Peranan ini tentunya harus kita dukung dan kembangkan bersama, supaya banyak orang yang juga berpandangan sama mengenai peranan tersebut. Di bagian awal saya mengungkapkan bahwa jika anda dapat menangkap makna yang tersirat dari dokumen-dokumen tersebut maka niscaya anda akan menjadi orang yang bijaksana. Orang yang bijaksanalah yang saat ini sedang dibutuhkan bangsa Indonesia, dimana ketika ia melihat suatu perbedaan dapat menyikapi dengan bijak dan penuh tanggung jawab.
            Mari kita kaji satu persatu dokumen apa saja yang terdapat di kantor atau dinas penyimpanan arsip (baik daerah maupun pusat) dan pemaknaan apa yang dapat kita petik pelajaran untuk kita implementasikan dalam kehidupan berbangsa sebagai upaya kita untuk menjaga kedaulatan NKRI.
1.      Hasil suatu perjanjian atau pertemuan.
Pada masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, negara kita sering sekali mengadakan perundingan-perundingan dengan pemerintahan kolonial pada saat itu. Perjanjian tersebut biasanya dilakukan oleh salah satu orang yang ditunjuk untuk mewakili Indonesia dalam merumuskan perjanjian. Perjanjian tersebut diantaranya perjanjian Renville, perjanjian Bongaya, perjanjian Linggar jati. Ketika kita membaca isi dari perjanjian tersebut janganlah hanya sekedar membaca saja, namun resapilah makna hingga terjadinya perjanjian tersebut. Pertama, pada dasarnya perjanjian-perjanjian itu dilaksanakan untuk mendapatkan titik tengah atau win-win solution dari kedua belah pihak. Terdapat makna saling menghargai antar kedua belah pihak walaupun saat itu kedua belah pihak sedang dilanda kebencian yang amat sangat. Hal ini yang sedang krisis diantara kita (rakyat Indonesia). Berbeda sedikit saja, timbullah perpecahan. Mari kita dapat menahan diri seperti para perunding sejati bangsa Indonesia saat itu. Kedua, para delegasi yang ditugasi untuk merumuskan perjanjian sangat menjunjung tinggi rasa kebangsaan. Hal ini dibuktikan bahwa poin-poin perjanjian yang mereka setujui haruslah berpihak kepada kepentingan bangsa. Ini mungkin dapat ditiru oleh para anggota dewan yang terhormat, dimana saat mengesahkan undang-undang atau peraturan maka harus menjunjung tinggi kepentingan rakyatnya. Ketiga, dari perjanjian tersebut merupakan suatu upaya atau bentuk pemikiran agar masyarakat Indonesia tidak terpecah belah. Ada semacam rasa tidak tega dan tidak rela jika melihat sesama bangsa Indonesia tertindas dalam ketidak adilan. Kita lihat saja beberapa perundingan misalnya konferensi Asia-Afrika 1955 yang dipelopori oleh Indonesia melalui Ir. Soekarno atas penindasan yang masih terjadi di negara Afrika dan menghasilkan Dasa sila Bandung, sumpah pemuda yang diikrarkan oleh seluruh pemuda Indonesia dari berbagai pelosok nusantara. Keseluruhan perjanjian tersebut bertujuan untuk menjaga Indonesia tetap satu dan sepakat untuk membulatkan tekat melawan penindasan.
2.      Pidato kepresidenan.
Pidato keprsidenan yang sampai saat ini masih banyak disimpan adalah pidato dari presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno. Memang, presiden pertama kita itu terkenal sebagai orator yang unggul. Beliau dapat dengan mudah mengobarkan semangat para rakyatnya hanya dengan orasi yang sungguh memikat hati. Rekaman pidato baik berbentuk rekaman suara maupun rekaman gambar jika kita perhatikan, presiden Soekarno selalu mempunyai makna yang mendalam disetiap pidato yang ia bacakan. Terlebih lagi, para audience yang tidak lain adalah rakyatnya sendiri selalu menyambut dengan penuh antusias dan selalu diakhiri dengan tepuk tangan yang meriah. Apakah pidato pejabat sekarang perlu untuk diberi tepuk tangan? Bukan seperti itu maksud saya. Saya melihat ada suatu penghormatan rakyat terhadap pemimpinnya. Hal ini jika kita kaji lebih dalam dikarenakan sosok pemimpin yang menghargai rakyatnya, sehingga timbul kecintaan yang mendalam dihati rakyat. Hubungan yang harmonis bukan?
3.      Dokumen Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Dokumen selain naskah proklamasi juga banyak, misalnya Pancasila kemudian pembukaan UUD 1945. Dari beberapa contoh dokumen tersebut dapat kita resapi bahwa susunan kata dan kalimatnya sungguh sangat memiliki makna yang mencakup luas seluruh lapisan rakyat Indonesia. Dari pemaknaan tersebut kita dapat mengambil makna bahwa persatuan dan kesatuan bangsa lebih diatas segalanya.
4.      Foto-foto zaman dahulu.
Ini adalah koleksi yang paling sering dan pasti ada disetiap kantor arsip daerah, yaitu foto perkembangan tata kota. Pada saat saya mendatangi stand Arsip Daerah kota Semarang saat acara pameran buku, ada satu foto yang membuat saya terkagum-kagum sekaligus terheran-heran. Itu adalah foto jembatan Berok kota Semarang tahun 1938 Didalam foto tersebut sungai Berok sedang dilewati kapal Belanda yang sedang mengarungi sungai untuk melakukan perdagangan di kota Semarang tepatnya di daerah sekitar sungai Berok dan daerah Johar. Saya sungguh kagum melihat foto tersebut Karena melihat kondisi sungai Berok yang saat ini, sepertinya sulit untuk percaya bahwa sungai tersebut pada zaman kolonial Belanda dipergunakan sebagai akses pintu masuk kapal perdagangan. Sehingga kalau mau diruntut juga terdapat pasar yang dibangun oleh Belanda untuk mendukung fungsi perdagangan dikala itu, yaitu pasar Johar. Melalui foto-foto inilah kita dapat mengambil pelajaran yang bermakna mengenai semangat konservasi lingkungan, kebudayaan serta perncanaan perekonomian. Dari contoh foto sungai Berok tersebut dapat kita kembangkan pemikiran bahwa pendangkalan yang saat ini terjadi di sepanjang sungai Berok sangatlah parah dan ukuran sungai yang semakin menyempit dengan adanya pelebaran jalan serta pemukiman penduduk. Tak ayal jika musim penghujan tiba atau saat rob datang, kawasan tersebut tergenang air dengan waktu yang cukup lama karena fungsi utama sungai Berok sudah tidak maksimal lagi. Sisi lain yang dapat kita pelajari yaitu akulturasi kebudayaan Tionghoa, Arab dan Pribumi yang hidup berdampingan dengan damai selama berpuluh-puluh tahun di daerah dekat sungai Berok yang berlangsung hingga sekarang. Mereka hidup saling berdampingan tanpa pernah terjadi pertikaian, inilah tanda saling menghargai.
            Demikian merupakan sebagian contoh kecil beberapa benda atau dokumen yang tersimpan di kantor arsip daerah maupun pusat. Bagaimana? ternyata banyak sekali bukan, hal-hal yang dapat kita maknai jika kita mau untuk merenungkan lebih dalam. Inilah yang saya maksud dengan pemaknaan arsip. Dari keempat contoh diatas mari coba kita sandingkan dengan problematika yang saat ini kerap terjadi, banyaknya tawuran pelajar serta para pemimpin yang lupa dengan rakyatnya sehingga menimbulkan ketidak percayaan rakyat terhadap pimpinan. Mari kembali belajar melalui arsip-arsip yang telah ada, kita akan merasa malu apabila kita melakukan semua hal tersebut padahal pada zaman dahulu para pendahulu kita dapat melaksanakan segala sesuatu secara adil, bijaksana dan berlandaskan atas semangat kebersamaan. Tawuran pelajar? Belajarlah kepada sumpah pemuda. Pimpinan yang lupa rakyat? Belajarlah kepada naskah proklamasi. Bijaksanalah dalam melangkahkan kaki menuju Indonesia sejahtera melalui arsip.
C.    Penutup
            Saya rasa bukan merupakan suatu pemikiran yang berlebihan apabila kita menginterpretasikan arsip-arsip tersebut sedemikian rupa. Arsip mempunyai kekuatan yang tersembunyi. Kekuatan tentang buah pemikiran dari akal manusia, perkembangan peradaban serta kearifan kebudayaan lokal yang dapat mengingatkan kita kepada semangat nasionalisme. Semangat tersebut perlu kita hidupkan lagi saat ini, mengingat banyaknya perpecahan yang terjadi. NKRI adalah harga mati. NKRI merupakan cita-cita para pendiri bangsa, untuk itu mari kita jaga keutuhan bangsa ini dengan memberikan pembelajaran kepada generasi penerus yang sungguh sangat berharga.
________________________
* Artikel dikirim untuk lomba karya tulis Arsip Nasional Republik Indonesia 2012. www.anri.go.id



Tidak ada komentar:

Posting Komentar