Berbagai cara tahun 2012 memberikan ucapan perpisahan
kepada masing-masing orang, dan rupanya tahun 2012 lebih memilih surat tilang
sebagai kartu ucapan perpisahan kepada saya. Tepat 3 hari sebelum tanggal 31
saya dikenai tilang oleh Pak Polisi karena saya lupa, lampu kendaraan saya ditemukan
sedang dalam keadaan tidak menyala.
Kesal, marah, kecewa semua bercampur aduk menjadi satu.
Perasaan yang bercampur aduk itu bukan tertuju untuk Pak Polisi namun lebih
kepada diri sendiri. Kecewa kenapa hal sepele seperti itu tidak saya patuhi.
Semua berjalan sesuai dengan prosedur yang seharusnya.
Pak Polisi menyapa dengan ramah dan menanyakan kelengkapan surat berkendara dan
menanyakan dengan ramah peraturan apa yang saya langgar. Sekali lagi, kesalahan
ada pada diri sendiri. Surat tilangpun semakin penuh dengan identitas diri dan
tertera kapan saya harus menjalani sidang.
Saya akui bahwa apa yang telah saya alami sangat menyita
pikiran saya. Untuk beberapa orang hal ini termasuk dalam kategori hal yang
tidak menyenangkan. Namun saya melihat peristwa ini dengan sisi yang berbeda.
Pertama kesalahan ada pada diri sendiri, itulah hal
terpenting yang harus dipahami. Setelah kita tahu bahwa memang kita yang salah
melanggar peraturan maka dengan hati yang ikhlas dan lapang dada bersedia
menerima sanksi. Disinilah letak kebanggaan saya. Ketika detik-detik yang
dramatis pena Pak Polisi menggores diatas surat tilang, bisa saja saya
mengibarkan “bendera putih” dan menempuh “jalan belakang”. Namun hal itu tidak
saya lakukan.
Pemikiran tersebut saya dasari bahwa setiap orang harus
memerankan dirinya untuk menekan tindak korupsi di Indonesia. Saya berharap ini
bukanlah pemikiran yang dianggap berlebihan dan terlalu suci. Percuma saja kita
saat menonton televisi dan menyaksikan aksi KPK mempreteli harta pejabat yang
terkena kasus korupsi dan kita meneriakkan GO KPK GO!!!!!! GANTUNG SAJA MEREKA
YANG KORUP!!!! Namun saat kita di jajaran paling bawah sebagai rakyat,
menghadapi situasi tilang malah meminta jalur damai. Berarti percuma saja
yel-yel yang kita teriakkan untuk KPK. Lantas apa bedanya kita dengan mereka
oknum pejabat yang korup? Hanya beda kasta namun sama dalam perbuatan dan beda
dalam nominal.
Yang ingin saya sampaikan disini adalah “Berani Jujur Itu
Hebat”. Indonesia benar-benar membutuhkan kesadaran yang tinggi akan pemberantasan
korupsi. Selama kita hanya diam dan tidak ikut beraksi atau bahkan mungkin
bersuara namun hanya sebatas suara, maka pemberantasan korupsi yang kita
idam-idamkan selama ini tidak akan tercapai.
Terima kasih kepada POLRES Kudus yang bertugas karena
telah mendata pelanggaran lalu lintas saya dengan sopan dan manusiawi serta
terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk dapat berperan
nyata dalam melawan tindak korupsi. Semoga ini dapat memberikan inspirasi untuk
anda dan mari kita memberikan contoh yang baik untuk para teman, anak, siswa
serta pejabat tinggi negara.
Menutup cerita tahun 2012 dengan sebuah kebangaan dan
mengucapkan selamat datang tahun 2013 dengan langkah tegap ke Pengadilan Negeri
Kudus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar