Suatu pagi di musim hujan yang
membuat saya hanya bisa berdiri di depan jendela ruang tamu memandangi sinar
mentari yang terhalang mendung. Nampak di halaman rumah tetangga terdapat 3
ekor anak kucing yang sedang asik bermain bersama, berguling-guling di taman
dengan lucunya. Itu tiga ekor anak kucing yang baru seumur jagung. Mereka baru
lahir beberapa minggu yang lalu.
Saat melihat mereka saya jadi
berpikir mengenai siklus kehidupan manusia. Kita sebagai manusia juga tidak
beda dengan 3 ekor anak kucing itu. Bukan mengenai kita sama-sama mempunyai 2
mata, 2 telinga, 1 mulut, 1 hidung dengan 2 lubang di ujungnya. Bukan, bukan
mengenai itu kesamaan kita dengan mereka.
Disadari atau tidak semenjak kita
lahir hingga kita dewasa seperti saat ini, kita telah melalui berbagai macam
fase pertumbuhan dan perkembangan. Saat kita baru lahir kita masih selalu
membutuhkan pertolongan orang lain untuk bertahan hidup, dalam hal ini adalah
orang tua. Menginjak balita kita selalu bermain, bermain dan bermain. Karena
memang itulah satu-satunya keahlian kita saat itu. Memasuki usia sekolah dasar
semua terasa berbeda, seragam yang tiap hari dikenakan pada awalnya terasa
formal karena sebelumnya kita selalu memakai kaos simpel untuk ya bermain. Memasuki
SMP terasa lain lagi sebagai anak pemberontak segala peraturan. Mulai dari
peraturan sekolah hingga peraturan rumah semua perlahan dilanggar. SMA, kata
orang merupakan masa paling indah. Pada usia ini teman sepermainan terasa lebih
terpercaya untuk didengar ketimbang perkataan orang tua atau bahkan guru. Guru
hanya dianggap sebagai malaikat pencatat ilmu, olehnya dicatat apa saja yang
sudah kita pelajari hari ini. Pacar, whu……terdengar mengasyikkan, atau bahkan
menjadi hal yang menyakitkan. Benar-benar masa yang penuh dengan cerita.
Sekali lagi sadar atau tidak itu
semua fase yang akan atau telah kita lewati dan itu sudah menjadi garis ilmu
psikologi jika seumuran SMP-SMA kita mulai nakal. Selama kenakalan ini masih
dapat ditolelir ya……everything’s okay….
KENAKALAN, bukan KRIMINAL lho ya!!!! Kalau kenakalan bablas jadi tindak
kriminal ya tanyakan kediri sendiri kenapa bisa sampai sejauh itu.
Some
days 3 anak kucing tadi juga bakalan ketemu sama soul mate mereka, nikah, punya anak, ngurus anak dan anaknya bakal
ngulang fase apa aja yang sudah orang tua mereka lalui. Kenapa kadang orang tua
terdengar menyebalkan dengan segala macam nasehatnya? Ya karena mereka pernah
mengalami masa dimana saat ini kita berada. Jadi jika seorang anak melontarkan
perkataan “ah orang tua tu ndak pernah ngerti apa yang kita pengenin,
sedikit-sedikit dilarang!!” Sebenernya mereka ngerti, cuman kita saja sebagai
anak yang ndak mau ngertiin kekhawatiran mereka. Jika saat ini anda
mempertanyakan hal tersebut, percayalah besok anda juga akan mendapat giliran
ditanya oleh anak anda dengan pertanyaan yang sama yang pernah anda lontarkan
untuk orang tua.
Begitulah kehidupan terus berputar
dari jaman dinosaurus ada sampai besok Samsung Tab tak lagi menjadi gadget
mewah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar