Disuatu siang yang terik dan
bertempat di ruang TV yang tak terlalu bersih bahkan nyaris dapat dibilang
kumuh aku dan Akbar berdua nonton TV. Ya sebenernya ada Topik juga sih…… cuman dia
diem mulu baru bangun tidur, jadi ya kagak usah di itung aja (baru ngumpulin
nyawa kali ya!!!). Kita nonton sambil terlihat sampah berserakan, kecoa pada
ngesot, cicak nyemplung di gelas kopi bekas semalem, belum lagi debu yang
nempel ditivi tebel banget. Ampe tu debu bisa buat nulis namaku: “Nuka lope
mbak Rizca” ya ato sapa sajalah senyebutnya adek kos buat dia. Anak-anak kos
sukanya nonton tivi sambil ngomen tentang berita yang baru muncul.
Buset……anak-anak kos ku dah kayak pengamat politik aja, semua kebijakan
pemerintah dikomen. Lha wong ketololan Patrick aja kita sukanya ngomen kok.
Yang paling gak suka sama Sponge Bob tu MoMo. Katanya gak masuk akallah, kayak
anak kecillah, tapi jangan-jangan dia kalo dirumah juga ikut-ikutan nonton
Sponge Bob. Nah lo….kenapa malah jadi ngomongin kos ku????? Balik lagi dah
ketema awal: ditengah-tengah kejorokan yang bertubi-tubi Akbar nanya sama aku
“Mas lha kalo masalah pembatasan subsidi BBM itu gimana?” Pertanyaan yang khas
dari seorang mahasiswa Ekonomi kepada seniornya. Kitapun mulai terlibat dalam
obrolan yang banyak dengan kata-kata aneh dari dunia perekonomian. Buat orang
yang gak suka obrolan berat mesti dah males dengernya. Tapi untungnya Topik
tetap bertahan sampai akhir percakapan walaupun tetap saja diam seribu bahasa
dengan tatapan mata yang kosong. (Woy Pik bangun!!!!!!)
Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini
media sedang marak berisi berita mengenai rencana pamerintah menaikkan harga
BBM. Sampai-sampai koranpun seakan tak mau kalah dengan televisi yang mengulas
masalah tersebut. Kenaikan harga BBM khususnya jenis premium pada awal tahun
2012 ini kembali marak. Hal yang menyebabkan adalah jelas karena subsidi yang
ditangung pemerintah semakin terasa membebani APBN. Pilihan untuk menaikkan
harga BBM memang bukan merupakan pilihan yang populer untuk rakyat. Disatu sisi
pemerintah harus menjamin kebutuhan masyarakat namun disisi lain juga besarnya
subsidi sudah sangat membebani anggaran yang ada. Selama ini rakyat berharap
harga BBM terutama premium jangan sampai naik lagi. Karena premium bagi
masyarakat sudah menjadi kebutuhan pokok dan bahkan menjadi harga dasar untuk
kebutuhan yang lain (harga sayur saja bisa naik cuman gara-gara biaya transport
mahal lantaran mobil pick up butuh bensin dan harga bensin mahal. Gokil gak
tuh??/#*!!!) Sedemikian besarnya ketergantungan masyarakat terhadap premium
membuat pemerintah harus memutar otak untuk mencari alternatif pilihan yang
dapat membantu masyarakat. Kita tahu bahwa beberapa alternatif yang kemudian
muncul adalah perbaikan sarana dan layanan transportasi dengan harapan
masyarakat dapat beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum, bahkan yang
paling ekstrim yang sempat diperdebatkan pada waktu yang lalu adalah fatwa
haram pemakaian premium, dan yang sedang trend menjadi perbincangan pada 2012
ini adalah pengalihan premium ke BBG (bahan bakar gas).
Beberapa pilihan diatas adalah
merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah dalam memikirkan rakyat. Pemerintah
sebenarnya telah lama mengutak-utik harga BBM. Agar anda dapat lebih memahami
konsep subsidi dengan baik, simak kutipan berikut yang saya ambil dari harian
Warta Jateng edisi 21 Januari 2012: “wakil menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo mengusulkan harga BBM bersubsidi premium
dan solar Rp. 6.000 atau naik Rp. 1.500 dari harga semula Rp. 4.500 perliter.
Kenaikan harga premium juga merupakan salah satu syarat konversi BBM ke gas
atau LGV (liquified gas for vehicle)
dan CNG (compresed natural gas). Jika
premium lebih murah maka gas tak akan laku. Saat ini harga LGV sekitar Rp. 5.600
per lsp. Kalau premium Rp. 5.500 perliter, maka orang tidak akan pindah ke gas.
Idealnya LGV dipatok sebesar Rp. 5.000 per lsp, sedangkan harga premium sebesar
Rp. 6.000 perliter. Semakin tinggi disparitas harga, semakin cepat orang akan
beralih ke gas. Kenaikan solar dan premium sebesar Rp. 300 saja bisa menghemat
subsidi sebesar Rp. 11,48 triliun. Sedangkan kenaikan Rp. 500 memberikan
penghematan Rp. 19,14 triliun dan dengan menaikkan harga premium dan solar
sebesar Rp. 1.500 perliter penghematan minimum yang dapat capai yaitu Rp. 58
triliun.”
Waw angka yang fantastis. Masihkah
kita beranggapan bahwa pemerintah mencekik rakyat dengan menaikkan harga
premium??? Sebenarnya pemerintah juga terpaksa, demi menyelamatkan anggaran
negara. Setelah anda membaca kutipan diatas anda akan memahami bagaimana cara
kerja dari subsidi pemerintah terutama pada premium. Ternyata hanya dengan
menaikkan 500 perak saja pemerintah dapat menghemat sampai Rp. 19,14 triliun
(ya tentunya 500 perak dikalikan dengan stok BBM selama satu periode). Dengan penghematan uang negara sebesar Rp. 58
triliun, maka uang tersebut dapat digunakan untuk keperluan rakyat yang lain
misalnya biaya membangun infrastuktur gas (asal jangan dibuat beli kursi yang
harganya 28 juta ya pak……). Seperti yang saya katakan diawal, pemerintah tidak
punya jalan keluar lagi selain menaikkan harga BBM. Namun walaupun BBM naik,
pemerintah dengan cepat mencari ide agar rakyat tidak terasa dibebani dengan
keputusan itu. Beberapa opsi yang muncul salah satunya yaitu pengalihan BBM ke
gas. Namun kita perlu mempersiapkan hal itu dengan matang-matang. Pasalnya hal
ini terkait dengan sarana yang ada. Kita ketahui bersama bahwa pemerintah
daerah yang telah menjalankan hal ini adalah Jakarta, namun mari kita lihat
sejenak: Jakarta dengan luas kota yang sedemikian luasnya hanya baru mempunyai
SPBG (stasiun pengisian bahan bakar gas) sekitar 10 unit. Belum lagi jika
kebijakan tersebut benar akan dijalankan, maka pemerintah harus mampu
menyediakan SPBG diseluruh pelosok nusantara hanya dengan kurun waktu 2 bulan
saja karena penghematan anggaran rencananya akan dimulai 1 April mendatang.
Belum lagi mempersiapkan kendaraan yang semula didesain untuk bahan bakar cair
harus didatangkan dulu converter yang
nantinya akan dipasang pada kendaraan. Sungguh opsi yang merepotkan.
Beralih ke Jawa Tengah, masih dari
harian Warta Jateng edisi 20 Januari 2012: “Menurut kepala dinas ESDM Jateng
Teguh Dwi Paryono, untuk mendukung program tersebut Jateng harus mempersiapkan
25 SPBG. Ia menambahkan, pihaknya masih menunggu petunjuk tekhnis dari pusat.
Jadi kapan dan dimana SPBG itu dibangun, pihaknya masih belum tahu.” Tuhkan……di
Jawa Tengah sendiri saja membutuhkan 25 unit. Kemudian pada harian yang sama
namun pada edisi berbeda, warta Jateng memberikan ulasan mengenai adanya
rencana pembuatan SPBG di kota Kudus. Kota Kudus ditunjuk sebagai kota
percontohan pengalihan BBM ke gas diareal eks-karesidenan Pati. Seperti di
Jakarta, penguji cobaan tersebut diberlakukan kepada angkutan umum terlebih
dahulu. Namun perencanaan tersebut masih sebatas wacana. Masih banyak yang
harus dikaji lebih dalam, jadi belum tahu nanti akan dapat terlaksana atau
tidak.
Yup….itulah kenapa saya menyebutnya
opsi yang merepotkan (dengan catatan: jika memang harus dipersiapkan hanya
dengan 2 bulan. Namun jika waktu yang ada masih panjang, saya yakin pemerintah
Indonesia dengan dukungan rakyatnya dapat saling menjalankan hal tersebut
dengan baik. Ya….. seperti kebijakan konversi minyak tanah ke LPG kemarinlah…
awalnya rada berantakan tapi liat aja sekarang, rapi. Semua orang sudah pindah
ke LPG gara-gara minyak tanah harganya selangit. Ternyata trik menaikkan harga
jitu juga ya untuk menekan ketergantungan rakyat akan minyak tanah. Wah boleh
juga tuh diulangi lagi, tapi sekarang buat ngurangi ketergantungan rakyat make
premium, biar pada pindah gas juga). Lalu tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara
Akbar memanggil: mas-mas dah capek baca ni, lha nek gitu kesimpulannya apa? Wah
iya Bar sorry kebanyakan cerita
jadinya nyampe mbahas masa lalu. Gak papa, ekonomi ilmu yang luas, menyangkut
disiplin ilmu yang lain juga. Tu tadi kita ampe flash back ke 2008 ngungkit-ngungkit minyak tanah, tandanya ekonomi
juga bisa nyambung sama sejarah (Pissss Mo……. Hahay). Nah conclusion-nya adalah: subsidi bisa diibaratkan seperti saat
pacarmu pengen beli kaos (karna kaosnya warna pink gambarnya Beruang dan menurut dia itu lucu. Kalo aku si gak
tau dimana letak lucunya, kaos yang menurut aku lucu ya yang gambarnya skull’s warnanya item…. metal men. Ya
itulah bedanya cowo sama cewe kali ya, emang bener dah kalo ada yang ngumpamain
kayak Venus dan Mars. Tapi aku sendiri gak setuju. Kalo emang niat mau
ngumpamain kenapa gak yang jauh sekalian, misal Venus sama Pluto kek).
Sudah-sudah….balik lagi: dan kaos itu harganya 60 ribu…….trus dia sedih karna
dia cuman punya duit 30 ribu. Nah sebagai cowo yang baik, dan sebagai bukti
kamu sayang sama dia. Akhirnya kamu bilang: udah say ni aku tambahin 30
ribunya. Lalu dia berteriak “ma….kacih sayang…………aku sayang deh sama kamu” trus
nyium pipi kamu deh. Trus mulai terdengar lagunya Avenged Sevenfold yang
judulnya unholy confession sebagai back sound dan kalian hidup bahagia
selamanya (eh salah, itu lagu metal. Pokoknya back sound -nya yang romantis gitu lah kayak belah duren, alun-alun
nganjuk ato apalah yang romantis pokoknya).
Kamu sayang sama pacar kamu, makanya
kamu ngasih subsidi kedia 30 ribu. Pemerintah juga sayang sama rakyatnya,
makanya pemerintah juga ngasih subsidi. Sedangkan untuk beberapa opsi yang
telah dimunculkan, menurut saya itu tidak masalah. Justru semakin banyak opsi yang
muncul, maka akan semakin banyak kemungkinan jalan keluar yang dapat diambil.
Terserah nanti mana yang akan diambil sebagai keputusan final, yang penting
mereka yang ada diatas dapat menimbang-nimbang kebijakan dengan tepat dengan
memperhatikan rakyat. Jika memang premium harus naik, maka kita ikhlaskan saja
demi keselamatan anggaran negara. Terlepas dari opsi mana yang akan dipilih,
saya mencoba berpikir diluar dari lingkaran opsi-opsi tersebut. Hal yang dapat
saya lihat disini adalah perlunya ditemukan bahan bakar lain untuk mengganti
premium yang sekarang sudah banyak dipakai masyarakat. Katakan saja misalnya pengganti
bahan bakar tersebut adalah Gas, maka gas tersebut setidaknya akan dapat
mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar fosil tersebut. Kita refresh–kanlah sejenak Bumi kita ini
supaya dia dapat sedikit bernafas lega. Sedangkan untuk anjuran “premium hanya
untuk kendaraan pribadi, terutama sepeda motor yang banyak dimiliki kalangan
menengah kebawah” sebenarnya juga bagus. Melatih masyarakat kita untuk sadar
dimana posisi masing-masing individu berada. Hanya saja himbauan tersebut terasa
hanya sebagai angin lalu. Mungkin dengan dinaikkan harga BBM akan dapat menekan
laju penjualan kendaraan motor atau mobil. Katanya Indonesia termasuk negara
yang miskin, namun jika melihat penjualan pada tiap produsen kendaraan setiap
tahunnya mereka selalu mengalami peningkatan penjualan. Bahkan jika anda ingat,
pada tahun lalu sebuah majalah bisnis menetapkan Indonesia pada peringkat
pertama sebagai negara yang dianggap paling ramah iklim investasinya. Mungkin saja dengan mahalnya BBM maka kita
akan dapat beralih ke kendaraan umum dari pada kendaraan pribadi. Semoga saja
pembenahan angkutan umum dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah di
rencanakan, jadi keinginan untuk angkutan umum yang nyaman bukanlah impian
belaka.
Semua perlu peran dari seluruh
kalangan. Ada satu hal yang ingin saya sampaikan dan perlu kita lakukan
bersama. Jika kita hanya melihat pada opsi-opsi yang ada tadi maka kita
termasuk orang yang pasif. Mari kita upayakan dari hal-hal yang kecil, misalnya
mari hidupkan kembali sepeda. Karena ancaman global warming sekarang ramai orang berolah raga sepeda, komunitas
sepeda semakin menjamur dan banyak pemerintah kota sekarang yang menetapkan
hari Minggu sebagai car free day. Dukungan
dari pemerintah semacam ini sangat bagus untuk mendorong masyarakat ikut
berperan aktif. Sampai-sampai pemerintah kota membuat jalur khusus sepeda pada
jalan-jalan protokol. Namun terkadang aturan jalur tersebut susah untuk ditaati
oleh para pengendara sepeda motor (sebagai contoh dapat kita lihat pada jalan Pandanaran
kota Semarang, jalur yang seharusnya dibuat khusus untuk para pesepeda
terkadang juga terlewati oleh pengendara kendaraan bermotor. Lha wong jalur bus way di Jakarta juga bernasib sama,
apa lagi ini yang cuma jalur sepeda). Langkah yang lain yaitu mari kita
lestarikan alam kita. Bencana lam yang terjadi menandakan Bumi sudah terlalu
tua dan terlalu banyak cakar-cakar beton yang tertanam. Mari kita melakukan green concept, tanami dan hijaukan
lingkungan kita. Mari kita sadari bersama betapa panasnya Bumi kita sekarang
ini. Presiden SBY pada tahun 2012 ini telah menandatangani peraturan presiden
yang berisikan minimal 45% lahan dari Pulau Kalimantan adalah lahan konservasi.
Hal ini bertujuan untuk menjaga dan mengembalikan Kalimantan sebagai paru-paru
dunia.
Mari kita perankan peran kita
masing-masing. Kita percayakan dan dukung pemimpin kita untuk memilihkan
pilihan yang terbaik. Kita dukung segala kebijakan, kita bangun kepercayaan
kepada mereka yang menduduki kursi panas agar mereka timbul rasa malu jika
terbesit pikiran korup, malu ketika akan absent
rapat, supaya mereka menahan kantuknya disaat sidang berlangsung dan malu
saat mereka diatas masih saja saling sikut karena berasal dari warna bendera
yang berbeda. Merubah pola yang telah berpuluh-puluh tahun berjalan memang
sulit, namun mari kita sadari dan ketahui bersama bahwa 10.000 langkahpun
dimulai dari langkah pertama.
Special
thank’s to: